Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Mira Tayyiba, menekankan pentingnya kolaborasi negara-negara anggota ASEAN untuk membangun lingkungan digital yang inklusif dan terpercaya. Pada pertemuan tahunan 4th ASEAN Digital Ministers Meeting 2024 di Singapura, Mira Tayyiba mengatakan bahwa untuk menghadapi tantangan digitalisasi yang kompleks, kolaborasi yang kuat dan tekad untuk tidak meninggalkan siapapun (“no one left behind”) sangat diperlukan.
Sekjen Mira menyatakan bahwa ASEAN telah menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan yang besar, dengan nilai PDB gabungan sebesar US$3,7 triliun, menjadikannya perekonomian terbesar ketiga di Asia dan terbesar kelima secara global. Dalam rangka mendorong pertumbuhan regional, ASEAN memiliki beberapa strategi, termasuk ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang berpotensi melipatgandakan nilai ekonomi digital kawasan.
Indonesia, dalam konteks ini, berusaha mengoptimalkan teknologi digital untuk mengurangi kesenjangan. Beberapa langkah yang diambil mencakup penyediaan konektivitas digital yang mudah diakses dan terjangkau, pengembangan literasi dan keterampilan digital, pemeliharaan ruang digital yang aman, pembangunan tata kelola data yang adil dan transparan, serta perlindungan masyarakat dari penyalahgunaan teknologi.
Sekjen Mira menyatakan bahwa Indonesia percaya teknologi digital harus menjadi jembatan dua arah yang dapat diakses oleh semua orang, dan upaya yang dilakukan oleh Indonesia terfokus pada tujuan tersebut. Pertemuan ADGMIN membahas isu-isu prioritas seperti tata kelola Artificial Intelligence (AI), aliran data lintas batas, dan keamanan siber dalam konteks pengembangan digitalisasi di ASEAN.