Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mengembangkan model pengembangan berbasis kawasan untuk lima komoditas unggulan dalam industri perikanan budidaya, termasuk udang, rumput laut, nila, kepiting, dan lobster. Langkah ini merupakan bagian dari upaya akselerasi pengembangan perikanan budidaya berkelanjutan di Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb. Haeru Rahayu, strategi ini bertujuan untuk mendongkrak produksi dan ekspor komoditas unggulan Indonesia.
Sebagai contoh, KKP telah berhasil membangun model tambak udang berbasis kawasan di Kebumen, Jawa Tengah, serta sedang mempersiapkan pembangunan budidaya udang terintegrasi di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Program ini tidak hanya mengedepankan prinsip keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan prioritas pada penyerapan tenaga kerja lokal. Diharapkan, dari upaya ini, ekspor udang Indonesia dapat meningkat menjadi USD 2,1 miliar pada tahun 2024.
Selain udang, KKP juga tengah fokus pada pengembangan budidaya rumput laut di berbagai daerah, seperti Wakatobi di Sulawesi Tenggara, dan akan melanjutkan program ini ke Maluku Tenggara dan Rote Ndao. Demikian pula, program-program serupa juga akan dilakukan untuk budidaya nila, kepiting, dan lobster, dengan harapan dapat meningkatkan ekspor masing-masing komoditas pada tahun 2024.
Langkah-langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi industri kelautan dan perikanan, serta merupakan bagian dari upaya KKP untuk memenuhi kebutuhan protein dunia yang diprediksi akan meningkat hingga 70 persen hingga tahun 2050. Dengan potensi pasar global yang terus meningkat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri perikanan budidaya global.