Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan kemitraan dengan Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Nusantara dan Startup Fishlog untuk memperkuat pemasaran rajungan yang ditangkap oleh nelayan.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, menegaskan komitmen KKP dalam menjaga rajungan sebagai salah satu komoditas prioritas yang diperoleh secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan nilai ekspor rajungan yang mencapai USD448 juta pada tahun 2023, serta memberikan penghidupan bagi sekitar 90.000 nelayan rajungan dan 180.000 pengupas.
Kemitraan antara KKP, Forkom Rajungan Jepara, dan Fishlog bertujuan untuk memfasilitasi penguatan kelembagaan dan akses pasar bagi nelayan rajungan. Melalui nota kesepahaman ini, KKP akan berperan dalam menjembatani nelayan untuk mendapatkan harga yang lebih fair dan transparan serta memfasilitasi pengembangan usaha rajungan yang memenuhi standar mutu dan keamanan hasil perikanan.
Upaya ini juga melibatkan Sustainable Fisheries Partnership (SFP) dalam mendampingi nelayan dalam menerapkan penangkapan rajungan secara berkelanjutan. Selain itu, KKP dan Fishlog akan membantu Forkom dalam pengembangan ekosistem bisnis dan membangun jaringan dengan lembaga keuangan dan pemasaran.
Budi Sulistiyo menekankan bahwa Forkom adalah wadah bagi nelayan rajungan yang berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip penangkapan yang berkelanjutan, seperti menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan dan melakukan pencatatan data hasil tangkapan. Sinergi antara pihak-pihak terkait diharapkan dapat menjadi model bagi keberlanjutan usaha di sektor perikanan.
Langkah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam mendorong peningkatan produksi rajungan juga sejalan dengan upaya KKP untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat yang bergantung pada komoditas rajungan.