Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (DJPKRL) sedang menjajaki berbagai skema kerja sama dengan mitra-mitra untuk mencari alternatif pendanaan dalam mendukung program prioritas ekonomi biru. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, dalam Forum Diskusi Penguatan Kerja Sama Mendukung Program Kelautan dan Ruang Laut di Yogyakarta.
Victor menyatakan bahwa kerja sama dengan berbagai pihak dapat memberikan alternatif pendanaan yang tidak tergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk melaksanakan program-program dan kegiatan KKP. Ini menunjukkan peran strategis DJPKRL dalam memastikan ekologi yang berkelanjutan untuk ekonomi biru.
Peluang kerja sama ini terbuka untuk berbagai entitas seperti Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, LSM, organisasi profesi, serta partisipasi aktif dalam kerja sama internasional dan lembaga internasional lainnya.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dewanti, juga menekankan bahwa pembiayaan alternatif tidak selalu harus berasal dari APBN atau pinjaman. Ada sumber-sumber lain yang dapat digunakan untuk mendukung pembangunan, seperti Global Environment Facility (GEF).
Indonesia telah aktif di berbagai forum global dan telah meratifikasi perjanjian lingkungan yang mewajibkan mekanisme pendanaan global. GEF menjadi salah satu mekanisme pendanaan yang dapat digunakan untuk mendukung program ekonomi biru KKP.
Selain itu, dalam forum diskusi tersebut, perlunya memanfaatkan lembaga National Trust Fund untuk menghimpun dana dari potensi perwakilan yang besar dalam mendukung program prioritas juga didorong.
Dalam mendukung kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, KKP terus berupaya bersinergi dengan berbagai pihak, khususnya dalam pengelolaan ruang laut yang mendukung program ekonomi biru. Semua ini menunjukkan komitmen KKP untuk mencari solusi alternatif dalam mencapai tujuan-tujuan strategisnya.