Pemerintah, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), terus mendorong aktivitas riset dan pengembangan (R&D) dalam bidang ekonomi digital sebagai kunci pertumbuhan di masa depan, sejalan dengan Visi Indonesia Digital 2045.
Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, pendorongan ini sangat penting untuk membawa efektivitas dan efisiensi teknologi kepada pelaku ekonomi digital. Menurutnya, R&D merupakan salah satu aspek kunci yang memungkinkan ekonomi digital tumbuh dan berkembang.
Pemerintah juga berusaha untuk memaksimalkan riset dan inovasi sebagai solusi bagi startup lokal dan untuk mendukung pembangunan nasional dengan memastikan perlindungan merek dan paten terhadap produk dan inovasi teknologi.
Nezar Patria menekankan pentingnya peningkatan adopsi teknologi digital di sektor-sektor prioritas seperti manufaktur, pertanian, logistik, dan keuangan. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi digital secara keseluruhan.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan pendanaan dan investasi dalam ekonomi digital, mengingat kontribusi sektor Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain. Meskipun demikian, target proyeksi kontribusi ekonomi digital Indonesia terhadap PDB pada tahun 2024 telah ditetapkan.
Wamenkominfo menyatakan optimisme bahwa ekonomi digital nasional akan berkembang pesat dengan adanya inovasi-inovasi baru, khususnya dalam layanan finansial digital seperti penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam berbagai transaksi. Bahkan, dengan adopsi QRIS, Indonesia diperkirakan akan menjadi kekuatan utama dalam pembayaran digital di Asia Tenggara, dengan nilai pasar yang signifikan pada tahun 2030 mendatang.
Penerapan layanan keuangan digital seperti QRIS di Indonesia tidak hanya akan memperkuat ekosistem ekonomi digital, tetapi juga akan membawa dampak positif pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
