Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengajak delegasi “The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and the Pacific” untuk melakukan penanaman bibit bakau sebagai langkah offset emisi karbon yang dihasilkan selama konferensi tersebut. Kegiatan penanaman bakau dilakukan di Mangrove Telaga Waja, Benoa, pada Jumat (3/5/2024).
Sandiaga menjelaskan bahwa selama konferensi tersebut diperkirakan tercipta sekitar 297.179,74 kilogram emisi karbon, sehingga perlu dilakukan kompensasi dengan menanam sebanyak 9.005 bibit bakau. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya dekarbonisasi yang penting dalam menciptakan pariwisata yang berkelanjutan secara lingkungan.
Menurutnya, penanaman bakau juga sejalan dengan target penekanan emisi karbon di sektor pariwisata, yang diharapkan dapat menurun dari delapan persen menjadi empat persen pada tahun 2035 mendatang. Bakau dipilih karena kemampuannya dalam menyerap emisi karbon dan mampu menurunkan suhu di sekitarnya hingga 2 derajat celcius, menjadikannya sebagai salah satu tanaman yang efektif dalam mitigasi perubahan iklim.
Sandiaga menekankan bahwa penanaman bakau juga memiliki manfaat lain, seperti menciptakan lingkungan yang lebih sejuk. Hal ini mendapat apresiasi dari Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism, Harry Hwang, yang melihatnya sebagai bukti keseriusan Indonesia dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan berbasis alam.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi, serta sejumlah pejabat di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf. Upaya penanaman bakau ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah Indonesia dalam melindungi keberlanjutan alam serta mengembangkan ekowisata.