Pemerintah Denmark menunjukkan minat pada proyek besar Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan bahkan siap menjajaki peluang investasi di sana. Kunjungan Duta Besar (Dubes) Denmark untuk Indonesia, Sten Frimodt Nielsen, ke Kalimantan Timur (Kaltim) membawa pesan penting tentang pentingnya menghindari ketimpangan pembangunan antara IKN dan daerah sekitarnya.
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik, mengapresiasi perhatian Denmark terhadap masalah ini, menyebutnya sebagai langkah luar biasa. Dia menegaskan bahwa Denmark ingin memastikan bahwa tidak ada kesenjangan yang terjadi antara IKN dan kawasan penyangga di sekitarnya.
Sebelum kesenjangan tersebut terjadi, Denmark siap memberikan bantuan dengan memberikan masukan tentang bagaimana kawasan penyangga seharusnya berperan. Mereka juga menawarkan bantuan dalam hal isu lingkungan hidup, yang menjadi perhatian penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Disparitas antara IKN dan kawasan penyangga tidak hanya terkait dengan masalah sosial dan ekonomi, tetapi juga memiliki dampak budaya. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pembangunan IKN tidak meninggalkan kawasan sekitarnya.
Provinsi Kaltim menjadi fokus kunjungan karena memiliki infrastruktur yang lebih matang dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kalimantan yang direncanakan menjadi new capital. Kaltim memiliki bandara internasional, pelabuhan, dan jalan tol yang siap mendukung peran sebagai kawasan penyangga IKN.
Kunjungan Sten dan rombongan ke tiga lokasi di Kaltim, termasuk Rumah Teknologi Nusantara, lahan diplomatic compound, dan Miniatur Hutan Hujan Tropis, menunjukkan upaya untuk memperkenalkan konsep dan perkembangan IKN kepada Denmark. Ini menunjukkan bahwa Kaltim berkomitmen untuk memfasilitasi kontribusi dari berbagai pihak terhadap pembangunan IKN.
Melalui kerjasama ini, diharapkan bahwa pembangunan IKN dapat berlangsung secara inklusif, memperhatikan kepentingan dan keberlanjutan kawasan sekitarnya, sambil tetap memanfaatkan potensi dan dukungan dari pihak luar seperti Denmark.