Gemerlap Pawai Ondel-Ondel yang Memukau Berlin

“Nyok kite nonton ondel-ondel, nyok!” menggema di jalanan Theodor-Francke Strasse, Berlin. Suara riuh ini mengundang rasa penasaran penduduk sekitar Rumah Budaya Indonesia (RBI) KBRI Berlin yang akhirnya membuka jendela mereka. Bukan keributan atau perkelahian, melainkan pawai Ondel-Ondel yang tengah menyusuri jalanan di daerah Tempelhof, Berlin.

Tahun ini, RBI Berlin merayakan Fete de la Musique yang diadakan setiap tanggal 21 Juni dengan cara yang unik, yaitu Pawai Ondel-Ondel. “Tahun ini kita memilih kebudayaan Betawi untuk dikenalkan ke masyarakat Berlin. Harapannya, mereka dapat memiliki gambaran bahwa kebudayaan Indonesia sangatlah kaya,” ujar Birgit Steffan, Pengelola RBI KBRI Berlin.

Pawai Ondel-Ondel ini diikuti oleh sekitar 36 peserta yang terbagi dalam beberapa formasi. Baris terdepan membawa umbul-umbul bertuliskan “Haus der Indonesischen Kulturen” KBRI Berlin, diikuti oleh penampil Pencak Silat, peraga Abang dan None, pengantin dengan baju khas Betawi, sepasang Ondel-Ondel, penari tradisional Betawi, dan terakhir para pemain musik. Penampilan ini jelas menarik perhatian siapa saja yang melihat. Para peserta memakai baju berwarna cerah lengkap dengan pernak-perniknya. Alat musik seperti biola dan gong terus mengiringi pergerakan pawai, membuat warga sekitar terkesima.

“Saya melihat kemanapun kita pergi selalu ada warga yang memvideokan atau mengambil gambar pawai ini,” ungkap Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, Dr. rer. nat. Roniyus Marjunus. “Saya harap mereka dapat membagikan video dan foto-foto itu di media sosial mereka sehingga exposure kegiatan pawai Ondel-Ondel ini bisa semakin luas,” lanjutnya.

Sabine, seorang warga Tempelhof, mengaku terkesan dengan pawai ini. “Awalnya saya bingung, musik apa yang terdengar dari kejauhan itu. Tetapi setelah pawai ini lewat, ternyata ini adalah pawai kebudayaan Indonesia yang sangat menarik,” katanya.

Pawai Ondel-Ondel juga melewati kompleks rumah sakit Vivantes Wenckebach-Klinikum. Musik khas Betawi mengisi keheningan kompleks rumah sakit, menarik perhatian pasien, dokter, dan staf rumah sakit. Penampilan Pencak Silat dan tarian Sirih Kuning mendapatkan sambutan hangat. “Danke schön!” teriak seorang pasien dari jendelanya.

Setelah melewati rumah sakit, pawai bergerak menuju tujuan akhir di Tempelhofer Hafen, di mana semua penampilan dari tarian, pencak silat, dan musik ditampilkan. Pengunjung Tempelhofer Hafen memberikan tepuk tangan meriah. Kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Indonesia dengan membagikan buku saku tentang Indonesia.

Deputy Chief of Mission, Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya, beserta jajaran KBRI Berlin lainnya turut hadir di Tempelhofer Hafen untuk memberikan semangat dan apresiasi kepada para peserta pawai Ondel-Ondel. Meski cuaca mendung, para peserta tetap bersemangat dan memberikan penampilan terbaik mereka.

Pawai mulai pukul 14:00 dari RBI KBRI Berlin dan tiba di Tempelhofer Hafen pukul 15:00. Meski hujan mengguyur saat kembali ke RBI KBRI Berlin, antusiasme warga tidak surut. Mereka tetap menikmati penampilan Ondel-Ondel dan iringan musiknya.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa meskipun jarak memisahkan, kebudayaan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan kita. Pawai Ondel-Ondel tidak hanya memperkenalkan kebudayaan Betawi ke Berlin, tetapi juga mengingatkan kita akan kekayaan budaya Indonesia yang patut dibanggakan dan dipromosikan ke seluruh dunia.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×