Pasar Jongke yang kini tampil dengan wajah baru telah diremajakan dengan anggaran sekitar Rp138,5 miliar. Transformasi ini tidak hanya berfokus pada fungsinya sebagai pusat ekonomi masyarakat, tetapi juga menonjolkan elemen estetika yang memikat. Bangunan megah tiga lantai ini berdiri kokoh dengan warna putih bersih yang mencolok di antara bangunan lain di sekitarnya. Pilar-pilar besar menopang kanopi beton di bagian depan, memberikan kesan megah dan modern yang dipadukan dengan sentuhan arsitektur khas Jawa. Sekilas, bentuk melengkung pada fasadnya mengingatkan kita pada Stasiun Kota atau Stasiun Beos di Jakarta, yang terkenal dengan gaya Art Deco khas kolonial.
Namun, bangunan berkelir putih yang memikat perhatian ini bukanlah di Jakarta, melainkan di tepi Jl. Dr. Rajiman, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Saat malam tiba, kemegahan Pasar Jongke semakin terpancar berkat pencahayaan yang artistik, membuatnya sempat viral di media sosial setelah dibagikan oleh warganet.
Pasar Jongke yang dulunya dikenal sebagai pasar tradisional dengan satu lantai yang tampak kusam kini telah bertransformasi total. Sebelum direnovasi, pasar ini terdiri dari kios-kios kecil dengan atap asbes yang terlihat usang, dan bau menyengat dari tumpukan sampah seringkali mengganggu. Beberapa pedagang bahkan harus memasang terpal plastik di atas kios mereka untuk melindungi barang dagangan dari hujan dan sinar matahari.
Pasar Jongke yang berdiri sejak tahun 1992 ini awalnya dirancang untuk menampung tak lebih dari 100 pedagang, tetapi seiring waktu jumlah pedagang membengkak hingga lebih dari 1.000, memenuhi setiap sudut pasar. Pasar ini dikenal sebagai tempat berjualan berbagai kebutuhan sehari-hari seperti sayur-mayur, daging, bumbu dapur, hingga pakaian dan kuliner. Selain itu, Pasar Jongke juga terkenal sebagai sentra penjualan barang-barang bekas atau klithikan, terutama sepeda-sepeda tua yang sering diburu oleh kolektor.
Revitalisasi Pasar Jongke telah dimulai sejak pertengahan Juli 2023 oleh kontraktor PT Sinar Cerah Sempurna, dengan target penyelesaian selama 360 hari. Selama proses tersebut, para pedagang dipindahkan ke lokasi sementara di lapangan Jegon, yang tidak jauh dari Pasar Jongke. Menurut Joko Sartono, Kepala Bidang Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Surakarta, revitalisasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pedagang dan pembeli, tetapi juga menjadikan Pasar Jongke sebagai destinasi wisata dan ikon baru bagi kota Surakarta.
Bangunan baru Pasar Jongke dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek modernitas dan inklusivitas, seperti bangunan ramah disabilitas, sirkulasi udara yang baik, toilet bersih, dan area parkir yang luas. Pasar ini kini dilengkapi dengan 780 los, 106 kios, dan 135 tempat bagi pedagang oprokan, memberikan ruang yang lebih nyaman dan tertata.
Pada 27 Juli 2024, Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, yang mengaku terkesan dengan hasil revitalisasi yang membuat pasar ini tampak seperti pusat perbelanjaan modern. “Saya sendiri kaget melihat pasarnya. Menurut saya, mal saja kalah. Yang paling penting adalah menjaga kebersihan dan higienitas pasar ini. Jangan sampai kotor dan bau, karena manajemen sudah sangat baik. Para pedagang juga diharapkan dapat melayani konsumen dengan ramah,” ujar Presiden Jokowi.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Agus Santoso, menjelaskan bahwa Pasar Jongke yang baru ini berdiri di atas lahan seluas 17.414 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 29.542 meter persegi. Pasar ini mampu menampung hingga 1.601 pedagang, dilengkapi dengan berbagai fasilitas modern seperti genset, musala, area bongkar muat, taman, gedung parkir, rumah potong unggas, dan toilet. Ada juga pusat oleh-oleh dan jajanan khas Surakarta, menjadikan Pasar Jongke bukan hanya sebagai tempat berbelanja, tetapi juga sebagai destinasi wisata baru yang memikat di kota Surakarta.
Revitalisasi ini adalah langkah penting dalam memperkuat daya tarik pasar tradisional di tengah persaingan dengan pusat perbelanjaan modern, sekaligus melestarikan warisan budaya lokal dengan sentuhan modernitas. Pasar Jongke kini tidak hanya menjadi tempat transaksi ekonomi, tetapi juga simbol kebangkitan pasar rakyat yang lebih tertata, bersih, dan ramah lingkungan.