PT Pertamina (Persero) bersama subholdingnya semakin memperkuat langkah menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menjalin kerja sama strategis dengan sejumlah perusahaan global asal Jepang. Kerja sama ini diresmikan dalam acara 2nd Asia Zero Emission Community (AZEC) Ministerial Meeting 2024, dan melibatkan beberapa pemain besar seperti Japan International Cooperation Agency (JICA), Nippon Export and Investment Insurance (NEXI), Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC), MARUBENI, Japan Petroleum Exploration Company Limited (JAPEX), serta Toyota Tsusho Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan pentingnya AZEC sebagai platform yang mempertemukan pemerintah, pemimpin industri, dan pakar dalam mendorong energi terbarukan serta praktik berkelanjutan di berbagai sektor. “Forum AZEC ini berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan mendukung agenda NZE. Keputusan dan keahlian dari para mitra sangat berharga dalam mewujudkan inisiatif ini bersama-sama,” ujar Airlangga dalam pernyataan pers dari Pertamina pada Jumat, 23 Agustus 2024.
Menteri Investasi Republik Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, menambahkan bahwa kemitraan strategis antara Indonesia dan Jepang menjadi pilar utama dalam mengembangkan ekosistem bisnis rendah karbon di Indonesia, sejalan dengan target NZE 2060. Ini menunjukkan bahwa hubungan bilateral yang kuat dapat menjadi motor penggerak dalam mencapai tujuan lingkungan yang ambisius.
Penandatanganan kerja sama ini memperkuat kesepakatan sebelumnya dalam sejumlah bidang strategis, seperti kolaborasi di era transisi energi, asuransi perdagangan dan fasilitas kredit, pengembangan pembangkit geothermal, pengukuran dan kualifikasi emisi metana, serta penerapan teknologi Carbon Capture & Storage (CCS) di Sumatra Selatan dan wilayah lainnya.
Pada acara penandatanganan yang berlangsung di Grha Pertamina pada Selasa, 20 Agustus 2024, dan diumumkan secara resmi pada 2nd AZEC Ministerial Meeting 2024 pada Rabu, 21 Agustus 2024, hadir sejumlah eksekutif Pertamina dan perwakilan perusahaan Jepang. Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina, menegaskan bahwa Pertamina berkomitmen penuh untuk mendukung Pemerintah dalam mencapai NZE pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat, melalui kolaborasi internasional yang strategis. “Kami memiliki tujuan yang sama dalam mengurangi emisi karbon dan menghasilkan energi hijau yang berkelanjutan,” ucap Emma Sri Martini.
Lebih lanjut, Emma menegaskan bahwa kerja sama ini bukan sekadar janji, melainkan langkah nyata Pertamina untuk memimpin transisi energi di Indonesia. Pertamina telah menjalankan berbagai inisiatif, seperti pengembangan energi panas bumi, energi hijau, komersialisasi hidrogen, serta pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik, sebagai bagian dari upaya mendukung dekarbonisasi.
Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menambahkan bahwa sinergi antara Pertamina dan perusahaan Jepang ini menandakan komitmen yang kuat untuk mempercepat pencapaian target NZE Indonesia. “Dengan kerja sama ini, pengembangan energi hijau dan dekarbonisasi akan berjalan lebih cepat dan efektif,” kata Fadjar.
Komitmen Pertamina untuk menuju NZE 2060 melalui kemitraan strategis dengan perusahaan Jepang menunjukkan bahwa transformasi besar dalam sektor energi tidak hanya mungkin, tetapi juga mendesak. Dengan langkah-langkah nyata seperti pengembangan teknologi CCS dan energi terbarukan, Pertamina berada di garis depan dalam transisi energi Indonesia. Namun, untuk benar-benar mencapai NZE 2060, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam mendukung perubahan struktural yang mendalam. Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang komitmen kolektif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
