Selama acara Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024 yang berlangsung pada 1-3 Oktober di The Meru Hotel, Sanur, para delegasi dari 20 negara di Asia, Afrika, dan Eropa diberi kesempatan menyaksikan langsung bagaimana transformasi digital di sektor pendidikan Indonesia diterapkan. Mereka mengunjungi empat sekolah di Bali, yakni SDN 9 Padangsambian, SMPN 9 Denpasar, SMAN 3 Denpasar, dan SMKN 3 Denpasar, untuk melihat dari dekat bagaimana teknologi mendukung proses belajar mengajar.
Delegasi dari Finlandia, Julia Janina Peho, Second Secretary Politics, Culture, Education & Human Rights di Kedutaan Besar Finlandia untuk Indonesia, menyatakan kekagumannya terhadap penerapan teknologi pendidikan yang dilihatnya secara langsung di SMAN 3 Denpasar. “Kami banyak belajar hari ini dan sangat terinspirasi melihat bagaimana platform teknologi yang digunakan para guru dapat membantu mereka berinteraksi lebih efektif dengan para murid,” ujarnya pada Rabu (2/10).
Julia tak hanya terkesan dengan aspek teknologi, tetapi juga menyoroti bagaimana murid di Indonesia dapat mengikuti beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat mereka di luar jam sekolah. Menurutnya, pendekatan ini memberikan ruang lebih besar bagi siswa untuk mengembangkan potensi diri secara menyeluruh. “Indonesia dan Finlandia sudah bekerja sama dalam program pertukaran pelajar, tetapi apa yang kami saksikan hari ini mendorong kami untuk berkolaborasi lebih luas lagi dengan Kemendikbudristek, khususnya dalam berbagi praktik baik dan ide-ide kreatif,” tambahnya. Ini menunjukkan bahwa inovasi pendidikan yang dilakukan Indonesia tidak hanya berdampak positif di dalam negeri, tetapi juga mulai menarik perhatian dan membuka peluang kerja sama internasional.
Senada dengan Julia, Direktur Kementerian Pendidikan dan Olahraga Laos, Phoukhaoka Sacklokhami, juga menyampaikan kesannya terhadap inovasi digital yang diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia. “Kami sedang menyusun strategi transformasi digital untuk sektor pendidikan di Laos. Sistem manajemen sekolah yang kami lihat hari ini sangat memberi inspirasi bagi kami untuk merancang program serupa di negara kami,” jelas Sacklokhami.
Ia menegaskan pentingnya melihat langsung praktik di lapangan karena memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara kerja sistem tersebut. Melalui kunjungan ini, ia berharap bisa memetik pelajaran yang bisa diterapkan di Laos dan membuka ruang kolaborasi yang lebih erat antara kedua negara. Dengan begitu, transformasi digital yang dilakukan Indonesia bisa menjadi katalis bagi negara lain yang tengah membangun fondasi pendidikan berbasis teknologi.
Tidak hanya soal teknologi dan sistem manajemen sekolah, GSVI 2024 juga menampilkan kekayaan budaya Indonesia. Julia, misalnya, menyoroti pertunjukan seni Punakawan yang dibawakan oleh kelompok seni Kitapoleng pada hari pertama kegiatan. Baginya, pertunjukan tersebut tak hanya memukau delegasi dengan keindahan seni dan budaya Indonesia, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang melampaui keterbatasan. Keterlibatan penyandang disabilitas sebagai bagian dari tim pertunjukan memberikan pesan inklusivitas yang mendalam bagi semua yang hadir.
Pesan ini, menurut Julia, memperlihatkan bahwa pendidikan bukan hanya soal teknologi dan inovasi, tetapi juga tentang menghargai keberagaman dan memberikan ruang bagi semua individu, terlepas dari keterbatasan yang mereka miliki. Ini adalah contoh nyata bagaimana Indonesia menggunakan pendekatan holistik dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, yang tentunya dapat menjadi inspirasi bagi negara lain dalam membangun sistem pendidikan yang lebih humanis.
Secara keseluruhan, Gateways Study Visit Indonesia 2024 ini tidak hanya berhasil memperlihatkan potret transformasi digital di sektor pendidikan, tetapi juga mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam budaya dan seni. Dengan begitu, kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar acara berbagi strategi, melainkan juga ajang pertukaran inspirasi yang bisa menghubungkan negara-negara dari berbagai belahan dunia untuk sama-sama berjuang dalam menciptakan pendidikan berkualitas dan inklusif.