Indonesia Raih Titel Kedua di Piala Suhandinata

Bulu tangkis sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Dari tingkat desa hingga kota, gelanggang olahraga (GOR) hampir selalu tersedia bagi mereka yang ingin berlatih dan berkompetisi. Data Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyebutkan, sebanyak 79.793 atlet dari usia 9 tahun hingga dewasa aktif dalam 4.370 klub di seluruh Indonesia.

PBSI rutin menyelenggarakan kejuaraan usia dini dan remaja untuk mencari bibit-bibit unggul yang dipersiapkan sebagai generasi penerus tim nasional. Atlet-atlet muda terbaik akan masuk ke Pelatnas Bulu Tangkis Indonesia (PBI) di Cipayung, Jakarta Timur, dan selanjutnya diorbitkan ke berbagai turnamen internasional yang digelar Badminton World Federation (BWF).


Ajang Piala Suhandinata: Arena Talenta Muda Dunia

Turnamen junior internasional seperti Piala Suhandinata menjadi seleksi krusial bagi atlet muda dari seluruh dunia. Piala ini, yang memperebutkan supremasi beregu campuran U-19, adalah salah satu dari empat piala bergengsi BWF selain Piala Thomas, Uber, dan Sudirman. Di balik nama Piala Suhandinata, ada sosok Suharso Suhandinata, tokoh bulu tangkis Indonesia yang berperan menyatukan dua induk bulu tangkis dunia, IBF dan WBF, pada 1981.


Kemenangan Indonesia di Piala Suhandinata 2024: Bangkit dari Kekalahan

Setelah mengalami kekalahan menyakitkan dari Tiongkok pada 2023 di Spokane, AS, tim Garuda Muda akhirnya meraih gelar kedua di ajang Piala Suhandinata 2024. Keberhasilan ini terjadi di Nanchang International Sports Center Gymnasium, Tiongkok, dengan skor 110-103. Gelar ini membalas kekalahan tahun sebelumnya dan membuat Indonesia kembali menunjukkan taringnya di kancah bulu tangkis junior dunia.

Yang membuat edisi kali ini semakin menarik adalah perubahan format skor oleh BWF. Dalam format relay point, setiap pertandingan terdiri atas 10 partai, meliputi dua tunggal putra, dua tunggal putri, dua ganda putra, dua ganda putri, dan dua ganda campuran. Skor ditentukan secara akumulatif hingga mencapai 110 poin, di mana tim pertama yang mencapai angka tersebut dinyatakan sebagai pemenang.


Format Skor Baru: Tantangan dan Keunikan

Format baru ini menuntut strategi yang matang dan stamina ekstra. Setiap partai memperebutkan poin dalam kelipatan 11, misalnya partai pertama berakhir 11-9, maka partai kedua dimulai dari skor tersebut hingga 22, dan seterusnya. Jika tim lawan gagal mencetak lima poin, partai selanjutnya otomatis dimulai dengan tambahan skor 5 poin bagi tim tersebut. Misalnya, jika skor partai pertama berakhir 11-0, maka partai kedua akan dimulai dari 11-5.


Kisah Kemenangan yang Mendebarkan

Pertandingan final dimulai dengan partai tunggal putri antara Mutiara Ayu Puspitasari dan Xu Wen Jing, di mana Mutiara harus menyerah dengan skor 7-11. Kekalahan ini tidak menyurutkan semangat tim Indonesia. Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine kemudian membalas dengan kemenangan 22-15 atas Chen Fan Shu Tian/Liu Jia Yue, membuat Indonesia unggul.

Tim Garuda Muda terus memimpin hingga akhir paruh pertama dengan skor 55-48. Pada babak kedua, Mutiara tampil gemilang dan berhasil menebus kekalahan awalnya dengan menambah poin hingga 66-55. Dominasi Indonesia semakin tak terbendung melalui kontribusi Anselmus Breagit Fredy Prasteya/Pulung Ramadhan dan pasangan lainnya, hingga skor akhir 110-103 memastikan kemenangan Indonesia.


Rahasia di Balik Kemenangan: Kekompakan dan Mental Baja

Manajer tim, Riony Mainaky, mengungkapkan bahwa kemenangan kali ini adalah hasil dari kekompakan dan disiplin tim. Meski harus tampil di bawah tekanan luar biasa dari suporter tuan rumah, para atlet muda Indonesia berhasil mengatasi rasa gugup dan tampil maksimal.

“Mental bertanding dan keberanian menghadapi tekanan menjadi kunci utama kami. Ini bukan hanya soal skill, tapi soal bagaimana kami bisa tetap tenang dan solid di lapangan,” kata Riony.

Para pemain pun tak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka. Mutiara mengaku bangga akhirnya bisa mempersembahkan gelar setelah tiga kali ikut serta. Pulung pun mengungkapkan perasaannya, “Rasanya campur aduk. Tegang, tapi sangat bahagia bisa menjadi bagian dari sejarah ini.”


Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×