Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar program edukatif bertajuk “Youth Mangrove Action: Jaga Mangrove, Lestarikan Bumi” di Kalimantan Timur. Acara ini mengajak generasi muda berpartisipasi dalam upaya pemulihan ekosistem mangrove. Sebanyak 15 peserta berusia 15-25 tahun—terdiri dari relawan SMA Negeri 8 Balikpapan dan anak muda dari Jabodetabek—ikut serta dalam kegiatan ini untuk memperdalam pemahaman dan pengalaman langsung tentang pelestarian mangrove.
Mangrove, Generasi Muda, dan Harapan Keberlanjutan
Menurut Didy Wurjanto, Kepala Kelompok Kerja Kerjasama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat BRGM, program ini tidak hanya sekadar aksi tanam mangrove, tetapi juga wadah bagi peserta untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan komunitas mereka masing-masing. “Youth Mangrove Action ini memberikan ruang bagi generasi muda untuk terlibat aktif dalam rehabilitasi mangrove dan membawa pengetahuan ini ke daerah mereka,” jelas Didy, dalam keterangan pers di Jakarta (28/10/2024).
Selain meningkatkan kesadaran lingkungan, program ini mendorong peserta berdiskusi tentang inovasi dalam pemulihan ekosistem mangrove. Ini sejalan dengan fakta bahwa pelestarian lingkungan tidak bisa bergantung pada satu pihak saja—dibutuhkan kolaborasi lintas generasi untuk menciptakan perubahan nyata dan berkelanjutan.
Aktivitas Interaktif: Dari SMA Hingga Ibu Kota Nusantara
Kegiatan ini menyajikan beragam aktivitas yang menarik dan edukatif, seperti kunjungan ke SMA Negeri 8 Balikpapan, yang telah mengintegrasikan pelestarian mangrove ke dalam kegiatan sekolah. Selain itu, peserta juga diajak menjelajahi Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan konsep Forest City, serta mengunjungi Desa Mentawir untuk menyusuri hutan mangrove dan berpartisipasi dalam permainan interaktif.
“Kegiatan volunteer seperti ini baru yang kedua kalinya BRGM lakukan. Kami berharap semakin banyak anak muda terlibat dalam restorasi ekosistem gambut dan mangrove di masa mendatang,” ujar Didy. Dengan memberikan pengalaman langsung kepada anak muda, diharapkan program ini bisa melahirkan agen perubahan yang peduli lingkungan dan siap mengambil peran dalam pelestarian ekosistem.
Inspirasi dari Pegiat Lingkungan: Kisah Agus Bei dan Mangrove Center Graha Indah
Selain belajar langsung di lapangan, peserta Youth Mangrove Action juga berkesempatan berdialog dengan Agus Bei, penerima penghargaan Kalpataru 2017, yang telah berjuang sejak tahun 2001 merehabilitasi hutan mangrove di Kalimantan Timur. Upaya Agus berawal dari inisiatif swadaya setelah wilayah pemukimannya mengalami air rob. Berkat kegigihan Agus dan masyarakat, pada tahun 2010 pemerintah mengakui hasil jerih payah mereka dengan meresmikan kawasan itu menjadi Mangrove Center Graha Indah, yang kini menjadi objek wisata sekaligus sumber penghasilan masyarakat.
“Memulihkan fungsi ekosistem mangrove membutuhkan waktu puluhan tahun. Kehadiran peserta Youth Mangrove Action dan BRGM adalah langkah penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat luas tentang manfaat mangrove,” kata Agus. Ia berharap para peserta bisa menjadi duta pelestarian lingkungan, menyebarluaskan potensi mangrove dan pentingnya ekosistem ini bagi keberlangsungan wilayah pesisir.
Suara Peserta: Menjadi Duta Lingkungan melalui Media Sosial
Salah satu peserta, Subhannudin, menyatakan bahwa pengalaman ini memberinya perspektif baru tentang pentingnya mangrove. “Melihat langsung ekosistem mangrove dan berdialog dengan para pegiat lingkungan memberikan pemahaman yang sangat berharga. Saya berencana membagikan pengalaman ini melalui platform media citizen journalism dan media sosial,” ujarnya. Subhannudin juga berharap agar BRGM terus mengadakan program seperti ini setiap tahun, sehingga semakin banyak anak muda yang dapat terlibat dalam pelestarian ekosistem mangrove.
Mangrove dan Masa Depan: Investasi Lingkungan yang Tak Tergantikan
Youth Mangrove Action bukan hanya sekadar program lingkungan, tetapi juga investasi masa depan. Mangrove memiliki peran penting dalam menyerap karbon, mencegah abrasi pantai, dan melindungi ekosistem pesisir dari bencana alam. Namun, upaya pelestariannya membutuhkan waktu panjang, kesabaran, dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Keterlibatan anak muda dalam program ini menunjukkan bahwa generasi masa kini bukan sekadar penonton, tetapi juga aktor penting dalam perubahan lingkungan. Dengan partisipasi mereka, keberlanjutan ekosistem mangrove dapat terjaga, sekaligus menciptakan dampak sosial dan ekonomi positif bagi komunitas pesisir.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Hijau
Youth Mangrove Action adalah bukti nyata bahwa aksi kecil bisa memberikan dampak besar jika dilakukan bersama-sama. BRGM berharap program ini dapat menjadi model bagi inisiatif lingkungan lainnya, dengan anak muda sebagai garda depan pelestarian alam.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, dan generasi muda, pelestarian mangrove tidak lagi hanya menjadi tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab bersama. Dan seperti kata Agus Bei, “Butuh waktu panjang untuk mengembalikan fungsi ekosistem mangrove, tapi dengan kesadaran kolektif dan aksi nyata, kita bisa memastikan bumi ini tetap hijau dan lestari untuk generasi mendatang.”