Empat Srikandi Ilmu Pengetahuan Indonesia Diakui di L’Oréal-UNESCO FWIS 2024

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO menggandeng L’Oréal untuk memberikan penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) tahun 2024 kepada empat peneliti perempuan Indonesia. Para peneliti ini dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa yang mendukung agenda pembangunan nasional dalam bidang ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana. Acara penghargaan ini berlangsung pada 11 November 2024 di Jakarta.

Keempat penerima penghargaan tahun ini diseleksi dengan ketat berdasarkan kontribusi dan solusi inovatif mereka. Mereka adalah Della Rahmawati dari Universitas Swiss German, Rachma Wikandari dari Universitas Gadjah Mada, Prasanti Widyasih Sarli dari Institut Teknologi Bandung, dan Deliana Dahnum dari Badan Riset dan Inovasi Nasional. Penelitian mereka membawa solusi konkret untuk berbagai tantangan nasional, mulai dari isu ketahanan pangan hingga pengembangan energi yang ramah lingkungan.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Itje Chodidjah, mengakui masih adanya tantangan yang dihadapi perempuan di dunia riset, seperti keterbatasan akses fasilitas penelitian, pendanaan, hingga stigma sosial. Menurut Itje, banyak perempuan yang menjalankan peran ganda sebagai ilmuwan dan anggota keluarga. Program FWIS ini, yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade, membuka kesempatan bagi perempuan untuk berkarya di bidang sains, berbagi inspirasi, dan memperkuat karier mereka. Lebih dari itu, program ini mempersiapkan mereka agar mampu bersaing di level global.

Di kesempatan yang sama, Sri Suning Kusumawardani, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemensainstek), menyampaikan apresiasi atas kolaborasi bersama L’Oréal Indonesia. Menurutnya, ilmu pengetahuan yang dihasilkan para peneliti perempuan ini sangat berperan dalam menjawab tantangan bangsa dan mendukung agenda pembangunan nasional. Hal ini membuktikan bahwa keberhasilan perempuan dalam sains juga merupakan kemajuan untuk seluruh bangsa.

Junaid Murtaza, Presiden Direktur L’Oréal Indonesia, menekankan bahwa dunia memerlukan sains dan sains memerlukan perempuan. Program L’Oréal-UNESCO FWIS ini merupakan wujud komitmen L’Oréal dalam mendukung riset dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan. Ia berharap program ini bisa menjadi inspirasi bagi sektor swasta lain untuk berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan nasional, terutama dengan melibatkan perempuan peneliti.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, menambahkan bahwa L’Oréal Group telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap kemajuan kesetaraan gender di Indonesia. Baginya, peluang yang sama bagi perempuan dan laki-laki adalah hal mendasar, dan L’Oréal terus membuka kesempatan agar perempuan dapat berkembang di berbagai bidang, khususnya dalam ilmu pengetahuan.

Keempat perempuan peneliti yang terpilih ini memperkenalkan hasil penelitian mereka dengan solusi yang inovatif untuk isu-isu mendesak di Indonesia:

  1. Della Rahmawati dari Universitas Swiss German meneliti ketahanan pangan dan gizi dengan inovasi nori berbahan kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi, yang ditujukan untuk mengatasi stunting dengan meningkatkan gizi ibu hamil dan anak-anak. Penelitian ini sangat relevan karena masalah gizi masih menjadi tantangan serius di Indonesia.
  2. Rachma Wikandari dari Universitas Gadjah Mada mengembangkan protein nabati dan mineral dari jamur benang Rhizopus oligosporus, sebagai solusi makanan bergizi dan terjangkau. Hasil penelitiannya juga mendukung ekonomi sirkular, dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe. Ini tidak hanya mengatasi isu stunting, tapi juga mendukung prinsip keberlanjutan.
  3. Prasanti Widyasih Sarli dari Institut Teknologi Bandung memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis kerentanan bangunan terhadap gempa. Penelitian ini bisa membantu pemerintah merancang bangunan yang tahan bencana, sehingga mampu meminimalkan risiko korban jiwa. Di negara rawan gempa seperti Indonesia, inovasi ini sangat krusial.
  4. Deliana Dahnum dari Badan Riset dan Inovasi Nasional meneliti produksi bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, inovasi ini mendukung pengembangan bahan bakar ramah lingkungan sekaligus memperkuat ekonomi di berbagai wilayah.

Penghargaan ini menegaskan bahwa keterlibatan perempuan dalam riset ilmiah sangat penting untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Proyek yang diciptakan oleh para peneliti ini bukan sekadar penelitian, tetapi merupakan bagian dari solusi nasional yang nyata. Pemerintah dan sektor swasta diharapkan semakin mendukung perempuan peneliti agar terus berkembang, mengatasi tantangan, dan mempersembahkan kontribusi terbaik mereka bagi bangsa dan dunia.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×