Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur bertujuan memperkuat sikap dan pengetahuan siswa SD dan SMP terhadap budaya serta bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa Dialek Using dan Madura. Berlangsung pada 5-7 November 2024 di Surabaya, festival ini diikuti oleh 242 peserta, termasuk siswa-siswi pemenang tingkat kabupaten, guru pendamping, serta juri dan panitia dari berbagai wilayah, seperti Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso.
Dalam sambutannya, Imam Budi Utomo, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, menekankan bahwa pelestarian bahasa daerah memerlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat bisa memberikan dukungan melalui kebijakan dan program, tetapi implementasi dan pelestarian sehari-hari berada di tangan masyarakat lokal. Ia juga mendorong pemanfaatan media sosial sebagai alat yang efektif untuk memperkenalkan bahasa daerah kepada generasi muda. Media sosial, katanya, adalah cara ampuh agar bahasa daerah tetap hidup, bukan hanya sebagai kenangan, tetapi juga menjadi bagian aktif dari kehidupan modern anak muda.
Tak hanya soal menjaga kelestarian, FTBI juga mengedepankan kreativitas dan inovasi dalam penggunaan bahasa daerah. Festival ini membuka ruang bagi generasi muda untuk mengasah bakat melalui lomba menulis cerita pendek, puisi, hingga komedi tunggal dalam bahasa daerah. Ini menunjukkan bahwa melestarikan bahasa bukan hanya mempertahankannya, tetapi juga menjadikannya sebagai media ekspresi kreatif.
Sebagai tindak lanjut, Imam juga mengumumkan bahwa pada Februari 2025 akan diselenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional. Ini akan menjadi ajang prestisius bagi pemenang provinsi untuk menampilkan bakat mereka di panggung nasional, memperlihatkan kecintaan mereka pada bahasa ibu, dan tentunya, memberikan kebanggaan pada daerah asal.
Imam mengingatkan bahwa festival ini merupakan langkah konkret dalam program revitalisasi bahasa daerah, yang membutuhkan komitmen kuat dari pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus mendukung keberadaannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kolaborasi ini, ia berharap bahasa daerah tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal dan kebanggaan generasi muda terhadap warisan leluhur.
Tahun ini, FTBI Provinsi Jawa Timur melibatkan dua wilayah tambahan, yakni Situbondo dan Bondowoso. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Umi Kulsum, menjelaskan bahwa ada tujuh kategori lomba dalam festival ini, mulai dari cerita pendek, puisi, komedi tunggal, hingga menulis aksara daerah. Setiap lomba bertujuan memberi ruang bagi anak-anak Jawa Timur untuk berekspresi dan mengembangkan kemampuan berbahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya mereka.
Upaya ini juga didukung melalui koordinasi dengan dinas pendidikan dan budaya dari berbagai kabupaten serta kerja sama dengan komunitas dan universitas. Menurut Umi, pelibatan berbagai pihak ini adalah bentuk sinergi untuk