Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah mengenalkan Certified Reference Material (CRM) sebagai langkah penting untuk memastikan kualitas pangan yang tinggi dan pengukuran kimia yang andal di Indonesia, khususnya dalam menghadapi tantangan era globalisasi dan perdagangan internasional. Ini disebabkan oleh temuan penolakan ekspor pangan dari Indonesia oleh the Rapid Alert System for Food and Feed (RASFF) Uni Eropa, yang disebabkan oleh kontaminasi mikrobiologi, logam berat, atau residu antibiotik dan pestisida. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan hasil pengujian di Indonesia dengan negara tujuan ekspor, yang menyoroti pentingnya pengujian kimia yang valid dan terukur dengan menggunakan Certified Reference Material (CRM).
Dalam upaya memastikan kualitas dan keamanan pangan Indonesia, Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah meluncurkan produk CRM yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan iklim layanan kesehatan dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari fasilitas kesehatan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menjamin keamanan pangan di Indonesia.
Dengan produk-produk seperti pengawet dalam kecap dan unsur dalam air mineral, serta bahan acuan lainnya untuk sektor lingkungan, BSN memastikan bahwa hasil pengukuran yang akurat tersedia untuk laboratorium pengujian di Indonesia. Hal ini penting dalam mendukung kebijakan lingkungan yang tepat dan membuat keputusan kebijakan yang efektif.
Meskipun sebagian besar CRM yang digunakan di laboratorium pengujian di Indonesia masih diimpor, SNSU-BSN berupaya keras untuk menyediakan bahan acuan sebagai sumber ketertelusuran pengukuran di bidang kimia untuk memenuhi kebutuhan laboratorium pengujian dan kalibrasi di Indonesia. Dengan demikian, upaya ini tidak hanya berkontribusi pada peningkatan keamanan pangan, tetapi juga pada pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan kebijakan yang lebih efektif secara keseluruhan.
