Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan Peringatan Bulan Mutu Nasional 2024 dengan semangat mendorong standardisasi sebagai elemen penting dalam transformasi ekonomi yang berkelanjutan. Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan target ambisius pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
Menurut Kepala BSN, Kukuh S. Achmad, transformasi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan harus menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), Paris Agreement, visi jangka panjang RPJPN 2025-2045, dan komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
“Transformasi ekonomi tidak bisa hanya mengejar pertumbuhan jangka pendek, tetapi harus mengutamakan keberlanjutan untuk generasi mendatang. Standardisasi menjadi fondasi penting dalam mendukung keseimbangan ini,” ujar Kukuh saat membuka Bulan Mutu Nasional dan Indonesia Standard and Conformity Assessment Summit 2024 di Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Standardisasi sebagai Penggerak Transformasi
Tema “Standardisasi untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan” diangkat tahun ini untuk menegaskan peran besar standardisasi dalam meningkatkan kualitas, efisiensi, dan daya saing produk Indonesia, terutama di pasar internasional yang semakin kompetitif. Kukuh menegaskan, dalam transformasi ekonomi hijau, penerapan standar yang konsisten tidak hanya berdampak pada kualitas produk tetapi juga mendorong pengurangan jejak karbon.
Pemerintah telah merancang lima strategi utama untuk mencapai target NZE, yakni:
- Peningkatan energi baru terbarukan (EBT) untuk menggantikan energi fosil.
- Pengurangan energi fosil dalam bauran energi nasional.
- Penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi sektor transportasi.
- Optimalisasi pemanfaatan listrik di sektor rumah tangga dan industri.
- Pemanfaatan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mengelola emisi karbon.
BSN pun menunjukkan komitmennya dengan menetapkan empat Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait CCS, termasuk manajemen risiko proyek CCS dan operasi penyimpanan karbon. Langkah ini membuktikan bahwa standardisasi tidak hanya berperan di tingkat teknis, tetapi juga menjadi strategi global untuk mendukung keberlanjutan.
Capaian SNI untuk Ekonomi dan UMKM
Hingga Oktober 2024, BSN telah menetapkan 15.432 SNI yang mendukung berbagai sektor strategis, termasuk keberlanjutan dan daya saing nasional. Selain itu, program SNI Bina UMK telah membantu 775.763 pelaku UMKM dengan lebih dari 910 ribu produk memperoleh tanda SNI. Langkah ini memberikan akses pasar yang lebih luas dan memperkuat keberlanjutan ekonomi masyarakat.
BSN juga mendukung inisiatif Makan Siang Bergizi Gratis dari Presiden Prabowo Subianto dengan membina UMKM untuk memastikan standar mutu dan keamanan pangan. Hal ini menunjukkan bahwa standardisasi bukan hanya soal industri besar, tetapi juga mencakup kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Momentum Satu Dekade UU SPK
Peringatan tahun ini bertepatan dengan 10 tahun diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK). Selama satu dekade, UU ini telah berkontribusi signifikan pada pembangunan nasional, mulai dari peningkatan daya saing hingga pelestarian lingkungan.
Beragam kegiatan diselenggarakan untuk merayakan Bulan Mutu Nasional, seperti Indonesia Standard and Conformity Assessment Summit, Herudi Technical Committee Award, hingga SNI Expo. Semua kegiatan ini mengundang partisipasi aktif para pemangku kepentingan, termasuk pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat.
Optimisme untuk Masa Depan
Kukuh menyimpulkan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan standardisasi dalam membangun transformasi ekonomi yang berkelanjutan.
“Dengan infrastruktur mutu yang kuat, Indonesia bisa menciptakan ekosistem ekonomi yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga selaras dengan keberlanjutan lingkungan dan efisiensi sumber daya. Standardisasi adalah jalan menuju daya saing bangsa di era global,” tuturnya optimis.
Mengapa Standardisasi Penting?
Penerapan standar adalah langkah strategis yang seringkali terabaikan dalam perdebatan ekonomi. Padahal, standardisasi bukan hanya soal regulasi, tetapi juga alat transformasi yang menghubungkan inovasi teknologi dengan kebutuhan masyarakat. Dalam menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim dan dinamika pasar internasional, standardisasi menjadi pilar yang tidak hanya mendorong efisiensi tetapi juga menciptakan keadilan ekonomi yang berkelanjutan.