Keselarasan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah menjadi topik utama dalam rapat koordinasi bidang pangan yang berlangsung di Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat. Acara yang digelar pada Selasa (24/12/2024) ini berfokus pada upaya memperkuat swasembada pangan dengan mendorong peran aktif pemerintah daerah. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memberikan apresiasi kepada Jawa Barat sebagai salah satu sentra produksi beras terbesar di Indonesia, dengan stok Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CBPD) tertinggi. Hingga 20 Desember 2024, Jawa Barat mencatatkan total CBPD sebesar 6,072 ribu ton, terdiri atas 2,652 ribu ton di tingkat provinsi dan 3,420 ribu ton di tingkat kabupaten/kota. Pencapaian ini menegaskan pentingnya daerah memiliki neraca pangan agar dapat memahami kebutuhan dan potensi kerja sama antarwilayah.
Namun, Arief menyoroti tantangan yang masih dihadapi petani di Jawa Barat. Berdasarkan hasil Survei Ekonomi Pertanian (SEP) 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 5,93 persen petani di Jawa Barat mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil panennya, angka yang lebih tinggi dibandingkan Sulawesi Barat dan Sumatera Selatan. Untuk itu, Arief mendorong Pemda Jawa Barat untuk memperbanyak Rice Milling Unit (RMU) agar gabah dapat diolah secara efisien dan memenuhi kebutuhan lintas daerah. Mengingat beras adalah salah satu kontributor inflasi, optimalisasi ini menjadi langkah strategis yang sangat relevan. Selain itu, perlindungan terhadap lahan pertanian melalui penerapan UU No. 41 Tahun 2009 juga ditekankan agar lahan sawah tetap terjaga dari alih fungsi yang dapat mengancam ketahanan pangan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menambahkan bahwa koordinasi antara Pemda dan Perum Bulog harus ditingkatkan menjelang panen raya pada Februari-Maret 2025. Untuk memastikan kesejahteraan petani, harga gabah telah dirundingkan pada kisaran Rp6.500 hingga Rp7.000 per kilogram, dengan keputusan final yang akan dilaporkan kepada Presiden. Proyeksi produksi beras pada awal 2025 yang mencapai 3,28 juta ton, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi peluang besar yang perlu dikelola dengan baik. Kehadiran para pejabat tinggi, termasuk Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, serta Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, dalam rapat ini mencerminkan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mendukung visi besar swasembada pangan pada tahun depan.