Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat, menyampaikan pandangannya tentang kesamaan penting antara AS dan Indonesia sebagai masyarakat yang beragam, terdiri dari berbagai etnis dan agama. Ia menegaskan bahwa keberagaman ini seharusnya menjadi kekuatan yang mendorong kedua negara untuk bekerja sama lebih erat melalui berbagai kelompok dan organisasi. Menurut Kamala, kolaborasi yang kuat antara kedua negara dapat menciptakan harmoni yang lebih besar di dunia yang terus berubah. Dalam konteks ini, keberagaman tidak hanya dilihat sebagai fakta, tetapi juga sebagai landasan untuk membangun pemahaman bersama yang lebih baik.
Selama kunjungannya, Kamala mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh penting dari organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Pertemuan ini menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan bilateral melalui promosi nilai-nilai perdamaian, demokrasi, dan saling menghormati. Kamala memberikan penghargaan khusus kepada NU dan Muhammadiyah atas peran strategis mereka dalam mendorong toleransi beragama dan pluralisme di Indonesia. Ia menyebut kontribusi kedua organisasi ini sebagai elemen vital dalam membangun masyarakat yang inklusif, yang tidak hanya penting bagi Indonesia tetapi juga relevan untuk pembelajaran global.
Dalam diskusinya, Kamala menyoroti nilai-nilai bersama yang dimiliki AS dan Indonesia, seperti kebebasan beragama dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM). Ia menyebutkan bahwa prinsip-prinsip ini tidak hanya menjadi dasar kebijakan luar negeri Amerika Serikat tetapi juga pilar penting yang mendukung demokrasi Indonesia. Menurutnya, memperkuat nilai-nilai ini adalah cara terbaik untuk menghadapi tantangan global, sekaligus membangun kepercayaan dan solidaritas antarbangsa.
Kamala juga menyampaikan optimisme tentang potensi kolaborasi kedua negara, khususnya melalui inisiatif seperti dialog antar-agama, program pendidikan, dan kegiatan yang melibatkan generasi muda. Ia percaya bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan toleran. Dengan melibatkan kaum muda dalam diskusi, Kamala berharap dapat membangun jembatan antara budaya yang berbeda, sekaligus memperkuat hubungan bilateral. Selain itu, ia menyoroti pentingnya program pertukaran pelajar, beasiswa, dan berbagai inisiatif pendidikan lainnya sebagai sarana untuk mempererat hubungan antar masyarakat kedua negara.
Kamala yakin bahwa melalui kolaborasi semacam ini, AS dan Indonesia tidak hanya dapat saling memahami secara lebih baik, tetapi juga menciptakan kemitraan yang lebih erat dan saling menguntungkan. Program-program pendidikan tersebut, menurut Kamala, tidak hanya menghubungkan individu, tetapi juga memperkuat ikatan antarbangsa dalam jangka panjang. Dengan pendekatan ini, ia optimistis bahwa hubungan antara kedua negara akan terus berkembang menjadi kemitraan strategis yang kokoh.