Indonesia terus menunjukkan komitmen terhadap inklusivitas dengan menyelenggarakan pameran seni bertajuk Sky is the Limit Exhibition di lobi Kantor Pusat BNI, Jakarta. Pameran ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkarya. Sebanyak tujuh seniman muda, termasuk tiga penyandang disabilitas, mempersembahkan karya visual yang inspiratif untuk desain Kalender dan Buku Agenda BNI 2025. Menurut Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, tema “Sky is the Limit” mencerminkan semangat tak terbatas untuk melampaui batasan dan meraih mimpi. Para seniman ini menghadirkan kreativitas mereka dalam berbagai bentuk, seperti buku, totebag, kaos, hingga tumbler, yang tak hanya mempercantik desain visual materi BNI, tetapi juga merepresentasikan keberanian untuk terus melangkah maju.
Salah satu sorotan utama dalam pameran ini adalah Xyla Ardhia Fiorina, seorang seniman yang bergerak dengan kursi roda. Xyla tidak hanya menghasilkan karya seni visual tetapi juga aktif di bidang musik dan crochet, dengan pencapaian seperti 10 Besar ASEAN Digital Mural Competition 2023. Lalu ada M. Ihsan Nabil Budi, seorang seniman tuli yang menciptakan merek “Abil_Canvas,” menghasilkan berbagai produk kreatif, mulai dari lukisan hingga jaket gowes. Tidak ketinggalan Muhammad Fauzan, seniman berbakat yang meski memiliki keterbatasan pendengaran, telah dinobatkan sebagai Pemuda Difabel Berprestasi Nasional 2021 berkat lebih dari sepuluh penghargaan atas karyanya.
Para seniman ini, bersama empat lainnya seperti Vedran Morelio dan Hananingsih Widhiasri, membuktikan bahwa seni adalah ruang inklusif tanpa batas. Pameran ini juga melibatkan kurator Hastarjo B. Wibowo yang membantu menyempurnakan karya-karya tersebut. Kehadiran Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dan jajaran direksi dalam acara ini menunjukkan dukungan penuh terhadap semangat inklusivitas dan keberagaman. Melalui pameran ini, BNI berharap dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya, melampaui batasan, dan menyambut tahun 2025 dengan optimisme. Pameran ini bukan hanya selebrasi seni, tetapi juga seruan untuk melihat perbedaan sebagai kekuatan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
