Ekspor Indonesia Oktober 2024 Tumbuh Signifikan, Sinyal Positif Bagi Ekonomi Nasional

Nilai ekspor Indonesia menunjukkan performa gemilang pada Oktober 2024, mencapai USD 24,41 miliar, naik 10,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan Oktober 2023, peningkatannya tercatat sebesar 10,25 persen. Angka ini menjadi salah satu indikasi kuat bahwa sektor perdagangan internasional Indonesia terus menunjukkan pemulihan dan daya saing yang semakin baik di pasar global.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyoroti bahwa ekspor nonmigas mendominasi kontribusi, mencapai USD 23,07 miliar. Peningkatannya mencapai 10,35 persen secara bulanan dan 11,04 persen secara tahunan. Dari sisi komoditas, peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati dengan lonjakan hingga USD 1,046,5 juta (52,67 persen). Namun, tidak semua komoditas mencatat tren positif. Amalia menjelaskan bahwa logam mulia serta perhiasan/permata mengalami penurunan sebesar USD 102 juta (14,46 persen).

Performa Sektor: Siapa yang Mendorong, Siapa yang Tertinggal

Dilihat dari sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan pada periode Januari–Oktober 2024 naik 3,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan signifikan juga terlihat pada hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan pertumbuhan mencapai 23,78 persen. Namun, sektor pertambangan dan lainnya justru turun 8,65 persen, mengindikasikan perlunya diversifikasi produk ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas mentah.

Destinasi Ekspor Utama: Tiongkok Memimpin

Dalam hal tujuan ekspor, Tiongkok tetap menjadi mitra dagang utama Indonesia dengan nilai ekspor mencapai USD 5,66 miliar, diikuti oleh Amerika Serikat (USD 2,34 miliar) dan India (USD 2,02 miliar). Ketiga negara ini berkontribusi hingga 43,49 persen terhadap total ekspor nonmigas Indonesia. Ekspor ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa juga cukup signifikan, masing-masing sebesar USD 4,32 miliar dan USD 1,59 miliar.

Argumen penting di sini adalah perlunya memperkuat posisi Indonesia di pasar global dengan memanfaatkan tren pertumbuhan di negara-negara mitra utama. Khususnya, peningkatan hubungan dagang dengan Tiongkok dan India menjadi peluang besar mengingat potensi permintaan yang terus meningkat dari kedua ekonomi besar Asia tersebut.

Kontribusi Provinsi: Jawa Barat Tetap Unggul

Dilihat dari asal barang, Jawa Barat menjadi provinsi dengan kontribusi ekspor terbesar selama Januari–Oktober 2024, dengan nilai mencapai USD 31,52 miliar (14,51 persen). Jawa Timur dan Kalimantan Timur menyusul dengan nilai masing-masing USD 21,44 miliar (9,87 persen) dan USD 20,86 miliar (9,60 persen). Data ini menunjukkan bahwa sentra industri di Pulau Jawa dan sumber daya alam dari Kalimantan tetap menjadi tulang punggung ekspor Indonesia.

Kinerja Secara Kumulatif: Bertahan di Tengah Tantangan Global

Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia selama periode Januari–Oktober 2024 mencapai USD 217,24 miliar, naik tipis 1,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor nonmigas juga meningkat sebesar 1,48 persen, mencapai USD 204,21 miliar. Angka ini membuktikan ketahanan sektor perdagangan Indonesia meskipun dihadapkan pada tantangan global, seperti fluktuasi harga komoditas dan ketidakpastian ekonomi dunia.

Apa yang Perlu Dilakukan Selanjutnya?

Tren positif ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat diversifikasi produk ekspor dan meningkatkan nilai tambah produk berbasis sumber daya alam. Peningkatan kinerja ekspor sektor industri pengolahan menunjukkan arah yang tepat, tetapi masih diperlukan upaya lebih untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global, terutama dalam menghadapi persaingan dari negara-negara lain.

Langkah strategis yang dapat diambil adalah memperkuat inovasi di sektor pertanian dan perikanan, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk, serta memperluas pasar ke negara-negara nontradisional. Selain itu, penurunan pada sektor pertambangan menjadi pengingat pentingnya mempercepat hilirisasi sumber daya alam agar kontribusi sektor ini tidak hanya bergantung pada komoditas mentah.

Dengan kebijakan yang tepat dan kolaborasi lintas sektor, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan daya saingnya dan menjaga tren positif ini sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×