Pertumbuhan ekonomi Sumatra pada tahun 2024 diproyeksikan mencapai rata-rata 4,5 persen, didorong oleh berbagai sektor unggulan seperti infrastruktur, perkebunan, pertambangan, pertanian, manufaktur, dan jasa. Dengan kontribusi sebesar 22,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, Sumatra memegang peran kunci dalam diversifikasi ekonomi Indonesia serta pembangunan yang berkelanjutan.
Pemerintah Daerah di Sumatra menunjukkan komitmen besar untuk mendorong ekonomi hijau. Langkah-langkah strategis yang dilakukan meliputi pengembangan energi terbarukan, pertanian yang ramah lingkungan, konservasi alam, pemberdayaan generasi muda, dan penguatan teknologi digital. Semua ini sejalan dengan Visi IMT-GT 2036, yang berfokus pada keberlanjutan ekonomi di wilayah Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Pada Pertemuan Forum Kepala Daerah IMT-GT ke-21 yang berlangsung di Desaru Coast Conference Centre, Johor, Malaysia, Penjabat Gubernur Sumatra Selatan, Elen Setiadi, yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Kemenko Perekonomian, menegaskan pentingnya sinergi antar negara dalam mendorong perdagangan, pariwisata, pertanian, dan investasi di Sumatra. Kesempatan ini juga menawarkan berbagai peluang bagi pemangku kepentingan untuk memperkuat kerja sama lintas negara di wilayah subregional.
Dalam forum tersebut, Elen Setiadi menyampaikan empat fokus utama untuk memperkuat kerja sama, yaitu peningkatan kapasitas pemerintah daerah, pemanfaatan koridor ekonomi IMT-GT, optimalisasi program IMT-GT Visit Year 2023-2025 untuk memajukan pariwisata, serta implementasi program yang langsung berdampak pada masyarakat. Kerangka kerja ini diharapkan dapat membawa manfaat jangka panjang dalam meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat ekonomi hijau di kawasan.
Selain itu, Indonesia juga memaparkan beberapa peluang kerja sama strategis yang berpotensi dikembangkan, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus, pengolahan sumber daya alam, pengembangan destinasi pariwisata unggulan, dan perluasan infrastruktur digital, terutama akses broadband di daerah pedesaan. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan inovasi digital dan e-commerce lintas batas yang mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di wilayah pedesaan.
Sebagai langkah lanjutan dari komitmen ini, Indonesia juga mengumumkan rencana penyelenggaraan Pertemuan Dewan Walikota Kota Hijau IMT-GT ke-8 di Pekanbaru, Riau. Forum ini akan menjadi ajang diskusi penting bagi para pemimpin daerah dalam memperkuat pembangunan yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan.
Melalui kerja sama yang lebih erat dan sinergi yang terarah, pertumbuhan ekonomi hijau bukan lagi sebuah wacana, melainkan sebuah kenyataan yang sedang dirajut oleh kepala daerah di kawasan IMT-GT. Tantangan masa depan tentu masih ada, namun dengan komitmen kuat seperti ini, masa depan ekonomi hijau di Sumatra dan negara-negara tetangga tampak semakin cerah.