Indonesia Ambil Langkah Inovatif, Dorong Kolaborasi Global untuk Eliminasi TBC

Menjelang Konferensi Dunia tentang Kesehatan Paru 2024, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi yang turut dihadiri oleh pemangku kepentingan global, termasuk Gates Foundation, FIND, dan TB Alliance. Dalam kesempatan ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyerukan dukungan internasional untuk membawa perubahan besar dalam upaya pencegahan, deteksi, dan pengobatan TBC di Indonesia.

Budi menyatakan bahwa untuk mengeliminasi TBC, Indonesia memerlukan solusi inovatif berbasis bukti ilmiah. Ia mengajak negara-negara lain untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D), serta mendorong adopsi inovasi agar target eliminasi TBC pada 2030 dapat tercapai. “Saya berharap para mitra global dan pemimpin industri bisa bersama-sama menyusun visi besar dalam menghadirkan perubahan ini,” ujarnya.

Pemangku kepentingan global pun turut menyampaikan gagasan inovatif untuk mempercepat pencegahan dan pengobatan TBC. Gates Foundation, FIND, dan TB Alliance, misalnya, berkomitmen untuk menyediakan alat diagnostik yang lebih terjangkau dan mudah diakses, terutama bagi negara berpenghasilan rendah dan menengah. Dr. Ifedayo Adetifa, Kepala Transformasi FIND, menekankan pentingnya akses cepat terhadap diagnosa TBC yang akurat sebagai langkah penting untuk mendeteksi infeksi sejak dini dan memutus rantai penyebarannya. “FIND bertekad mengembangkan alat diagnostik inovatif yang dapat menjangkau lebih banyak orang,” ucapnya.

Presiden TB Alliance, Dr. Mel Spigelman, juga mengungkapkan visinya untuk mengubah pengobatan TBC secara drastis dengan durasi yang lebih pendek—satu hari untuk infeksi laten dan satu bulan untuk infeksi aktif. Bagi Dr. Spigelman, ini bukan sekadar ambisi, tetapi sudah dalam jangkauan.

Sebagai negara dengan salah satu beban TBC tertinggi, Indonesia terus memperkuat sistem kesehatan nasionalnya. Pemerintah meningkatkan produksi alat diagnostik TBC dalam negeri, menaikkan anggaran penanggulangan TBC, dan menerapkan rejimen pengobatan yang lebih singkat, khususnya bagi pasien dengan TBC resisten obat. Lebih lanjut, Indonesia turut menjadi tuan rumah uji klinis vaksin TBC baru yang diharapkan mampu mempercepat penanggulangan penyakit ini.

Dalam upaya ini, berbagai perusahaan industri, termasuk BioFarma, Kalgen DNA, FujiFilm, dan Beckton Dickinson, menyatakan komitmen mereka untuk berkolaborasi dalam menciptakan solusi yang lebih aman, sederhana, dan efektif. Mereka juga menekankan bahwa kemitraan antara sektor publik dan swasta sangat penting untuk mempercepat inovasi R&D dan memastikan akses masyarakat terhadap alat TBC yang menyelamatkan jiwa. “Kolaborasi ini adalah kunci agar semua orang, terutama di negara berkembang, bisa memperoleh perawatan yang tepat waktu,” ungkap mereka.

Dengan lebih dari 10 juta kasus TBC per tahun—terutama di negara-negara dengan beban tinggi seperti Indonesia, India, China, Filipina, dan Pakistan—penyakit ini tetap menjadi ancaman global. Namun, dengan komitmen bersama dalam mengembangkan diagnosa dan pengobatan yang lebih cepat serta memperpendek masa perawatan, dunia memiliki peluang untuk benar-benar mengalahkan TBC dan menciptakan dunia yang bebas dari penyakit mematikan ini.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×