Keindahan Tersembunyi Pulau Sabira: Wisata Alam dan Sejarah Mercusuar Noodwachter yang Memukau

Keindahan Sabira yang Memukau

Sabira, pulau terluar dari Provinsi Jakarta, terletak sekitar 160 kilometer dari Tanjung Priok dan bisa dicapai dalam 4-5 jam perjalanan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Muara Angke. Perjalanan ini mungkin terasa panjang, namun pemandangan dan pengalaman yang menunggu di Sabira sungguh sepadan.

Kapal Motor (KM) Dewandra, yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Jakarta, segera mempercepat lajunya setelah meninggalkan dermaga Pelabuhan Muara Angke di Kali Adem, Jakarta Utara. Buih-buih putih memercik deras ke sisi kapal biru-putih yang bermesin empat ini. Seiring dengan laju kapal yang semakin cepat, bangunan megah pelabuhan semakin mengecil dan akhirnya menghilang dari pandangan.

Walaupun kapal bergoyang karena derasnya ombak, para penumpang tampak tenang dan menikmati perjalanan. Anak-anak riang bermain dan tertawa, sementara orang dewasa berceloteh dengan aksen Bugis yang kental. Perjalanan ke Sabira memakan waktu sekitar 4-5 jam, tergantung kondisi laut.

Transit di Pulau Kelapa

KM Dewandra biasanya transit di Pulau Kelapa setelah 1,5 jam perjalanan dari Kali Adem untuk menurunkan penumpang. Transit ini bisa memakan waktu hingga satu jam sebelum kapal kembali melanjutkan perjalanan ke Sabira, yang memakan waktu sekitar dua jam jika gelombang laut normal.

Sabira, juga dikenal sebagai Sebira, adalah pulau paling utara di Provinsi Jakarta dan masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Seribu. Jaraknya hampir 100 mil dari daratan Pulau Jawa, namun lebih dekat ke Kabupaten Lampung Timur di Pulau Sumatra. Pulau ini menyimpan banyak potensi wisata, baik di daratan maupun bawah lautnya.

Akses dan Biaya Perjalanan

Satu-satunya cara untuk mencapai Sabira adalah dengan kapal cepat, karena tidak ada kapal kayu yang melayari jalur ini dari Jakarta. Pengunjung biasanya naik kapal kayu ke Pulau Kelapa, kemudian melanjutkan perjalanan ke Sabira dengan kapal cepat. Harga tiket kapal cepat ke Sabira adalah Rp43.000 per orang sekali jalan atau Rp86.000 untuk perjalanan pulang-pergi. Kapal hanya beroperasi pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu, sedangkan perjalanan kembali dari Sabira ke Muara Angke dilakukan pada hari Selasa, Kamis, dan Minggu. Tiket dapat dibeli melalui aplikasi Jakarta e-Ticketing (JakeT) Boat.

Kehidupan di Pulau Sabira

Pulau Sabira memiliki luas sekitar 8,82 hektare dan dihuni oleh sekitar 675 jiwa, dengan mayoritas penduduknya berasal dari suku Bugis. Pulau ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti lapangan voli, ATM, puskesmas, dan sekolah satu atap untuk SD dan SMP. Selain itu, pulau ini juga memiliki sistem pengelolaan air limbah, penyediaan air bersih, dan penerangan.

Daya Tarik Wisata Sabira

Lingkungan Sabira yang masih alami menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Keindahan alam bawah laut dengan terumbu karang jenis Acropora yang masih asri dan beragam ikan laut berwarna-warni menjadikan Sabira tempat yang ideal untuk snorkeling. Pengunjung juga bisa menikmati pantai pasir putih yang indah atau melakukan island hopping.

Sabira juga memiliki mercusuar setinggi 48 meter yang dibangun pada 1869 oleh Raja Belanda Willem III. Mercusuar ini menawarkan pemandangan 360 derajat yang menakjubkan dari seluruh pulau, termasuk air laut hijau toska dan biru jernih serta gugus terumbu karang.

Konservasi dan Keberlanjutan

Pulau Sabira juga menjadi lokasi penangkaran penyu sisik, yang dilindungi dan termasuk dalam Daftar Merah IUCN sebagai hewan nyaris punah. Kesadaran warga untuk melindungi penyu sisik dan menanam mangrove sebagai benteng alami dari abrasi dan gelombang laut telah mendapatkan penghargaan lingkungan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2019.

Produk terkenal dari Sabira adalah ikan asin yang bahan bakunya adalah ikan selar kuning, yang mudah ditemui di perairan sekitar. Hampir di setiap sudut pulau, warga menjemur ikan selar di atas para-para atau rangka baja.

Pentingnya Pengembangan Wisata Berkelanjutan

Pengembangan wisata di Pulau Sabira harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan menjaga kelestarian alam dan mengembangkan fasilitas wisata yang ramah lingkungan, Sabira dapat menjadi contoh sukses destinasi wisata berkelanjutan. Langkah-langkah ini tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga melestarikan keindahan alam dan budaya lokal untuk generasi mendatang. Dengan demikian, Sabira bisa terus berkembang sebagai tujuan wisata yang diminati sambil menjaga ekosistem dan kesejahteraan penduduknya.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×