Kerja Sama Maritim Indonesia-Ghana: Langkah Strategis Perkuat Hubungan Bilateral

Delegasi dari otoritas maritim Ghana baru-baru ini melakukan kunjungan resmi ke Indonesia, yang diterima oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Tujuan kunjungan ini adalah untuk memperkuat kerja sama maritim antara kedua negara.

Dipimpin oleh Nana Boakye-Boampong, Direktur Layanan Maritim Ghana, delegasi tersebut disambut oleh Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut, Hartanto, yang mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi.

“Kami sangat menyambut baik kunjungan delegasi Ghana dan berharap dapat memperkuat hubungan kerja sama maritim antara kedua negara,” ujar Hartanto sebagaimana dikutip InfoPublik pada Kamis (11/7/2024).

Delegasi Ghana, yang terdiri dari Nana Boakye-Boampong, Margaret Campbell (Anggota Dewan), Susan Kwakye (Anggota Dewan), Felicity Sey (Anggota Dewan), Edward Akrong (Anggota Dewan), dan Yaw Antwi (Wakil Direktur Jenderal), terlibat dalam diskusi mengenai penerapan dan progres Azas Cabotage, Maritime Services (Inaportnet), dan Single Window Ekosistem pada Digitalisasi Pelabuhan.

Hartanto menjelaskan pentingnya industri maritim nasional dan penerapan prinsip kabotase di Indonesia. “Prinsip kabotase telah diterapkan sejak lama di Indonesia di bawah Undang-Undang Pelayaran Nasional No.17 tahun 2008 dan telah memberikan banyak manfaat, termasuk peningkatan jumlah armada, pangsa pasar, pendapatan nasional, serta produktivitas galangan kapal,” katanya.

Hartanto juga menyatakan keyakinannya bahwa penerapan prinsip kabotase di Ghana dapat memberikan keuntungan nasional dan perkembangan positif bagi ekonomi dan keamanan Ghana. “Dengan menerapkan prinsip kabotase, Ghana bisa mendapatkan banyak manfaat yang telah kita rasakan di Indonesia,” tambahnya.

Diskusi juga mencakup transformasi layanan publik maritim di Indonesia melalui digitalisasi. Pemerintah Indonesia telah menerapkan layanan maritim digital melalui Lembaga National Single Window (LNSW) yang menyederhanakan dan mengintegrasikan proses bisnis ekspor-impor serta layanan pelabuhan. Seluruh 264 pelabuhan di Indonesia telah mengimplementasikan sistem Inaportnet yang terintegrasi dengan INSW sejak 2015.

Selain itu, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDMP) Laut menjelaskan program kerja mereka dalam meningkatkan kompetensi dan keterampilan kepelautan untuk masyarakat maupun SDM Ditjen Hubla.

Delegasi Ghana juga diajak mengunjungi beberapa lokasi, seperti terminal NPCT 1 di Pelabuhan Tanjung Priok untuk studi banding tentang regulasi nasional tentang pelayaran dan pengelolaan pelabuhan. Di sini, mereka mendapat penjelasan mengenai proses layanan operasional serta fasilitas kepelabuhanan yang ada.

Selanjutnya, mereka mengunjungi Museum Maritim di Pelabuhan Tanjung Priok dan mendapatkan informasi tentang pelabuhan yang dikelola Pelindo, baik di Jakarta maupun di daerah lainnya.

Kunjungan ke galangan PT Samudera Marine Indonesia di Banten juga menjadi bagian dari agenda. Delegasi Ghana diberi kesempatan untuk melihat langsung proses operasional galangan kapal dan mendapatkan penjelasan detail tentang aspek teknis dan operasional, termasuk proses produksi kapal, standar keselamatan, dan inovasi terbaru.

Mereka juga berdiskusi dengan pihak PT SMI mengenai potensi kerja sama di masa depan, terutama dalam pembangunan dan perawatan kapal. Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang baru untuk kolaborasi antara PT Samudera Marine Indonesia dan pihak-pihak di Ghana, serta memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Ghana dalam sektor maritim.

Nana Boakye-Boampong menyatakan sangat menghargai sambutan hangat dan penjelasan komprehensif dari pihak Indonesia. “Kami berharap kunjungan ini akan membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut dan membawa manfaat besar bagi kedua negara dalam bidang maritim,” ujarnya.

Dengan kunjungan ini, diharapkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Ghana semakin erat dan menghasilkan kerja sama yang konkret di sektor maritim.

Kunjungan delegasi Ghana ini sangat penting karena menunjukkan keseriusan kedua negara dalam memperkuat sektor maritim. Melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman, Indonesia dan Ghana dapat saling belajar dan mengadopsi praktik terbaik yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas maritim mereka. Digitalisasi layanan maritim dan penerapan prinsip kabotase adalah contoh konkret dari langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan ini. Kerja sama yang lebih erat akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi kedua negara, sekaligus memperkuat posisi mereka dalam perdagangan internasional.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×