Kolaborasi Hijau: Teknologi Terbaru Ciptakan Masa Depan Cerah untuk Industri Keramik Indonesia

Industri keramik di Indonesia telah menunjukkan performa luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dengan terus berkembang dan berinovasi. Bagaimana sektor ini bertransformasi menjadi pilar ekonomi yang tangguh dan mampu bersaing di pasar global?

Transformasi Industri Keramik sebagai Pilar Ekonomi

Industri keramik mencakup produsen ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori, dan produk mineral nonlogam lainnya. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sektor ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional melalui peningkatan investasi, devisa, dan penyerapan tenaga kerja. Pada triwulan IV-2024, industri barang galian nonlogam (BGNL), yang membawahi industri keramik, tumbuh sebesar 9,17 persen, meningkat dari triwulan I-2023 yang mengalami kontraksi -2,1 persen. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, menegaskan, “Sektor industri BGNL mampu berkontribusi 2,81 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.”

Standardisasi: Kunci Peningkatan Daya Saing

Dalam sebuah acara industri di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN) Bandung, Andi menekankan bahwa investasi yang terus meningkat di industri keramik telah memacu kapasitas produksi, perolehan devisa, dan penyerapan tenaga kerja. Salah satu strategi utama untuk menggenjot performa sektor ini adalah penerapan standardisasi. Standardisasi tidak hanya mencakup Standar Nasional Indonesia (SNI) tetapi juga standar industri hijau dan standar teknologi industri.

Menurut Andi, standardisasi memiliki tiga peran penting dalam sektor industri. Pertama, sebagai instrumen untuk meningkatkan kualitas produk. Standardisasi membantu menetapkan parameter kualitas yang konsisten untuk produk keramik dan mineral nonlogam, memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar tinggi dan dapat bersaing di pasar global.

Kedua, sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi produksi dan inovasi teknologi. Standardisasi mendorong inovasi dalam teknologi produksi dan material, karena standar yang berkembang memerlukan peningkatan terus menerus untuk memenuhi persyaratan yang lebih ketat.

Ketiga, sebagai penghalang non-tarif yang menjamin barang dari negara lain memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan, dan kesehatan lingkungan hidup. Dengan demikian, penerapan standardisasi di bidang industri keramik dan mineral berujung pada peningkatan daya saing nasional secara keseluruhan.

Kolaborasi dan Inovasi untuk Daya Saing

BBSPJIKMN Bandung memainkan peran penting dalam memastikan bahwa komoditas keramik dan mineral nonlogam yang dihasilkan oleh industri dalam negeri memenuhi standar mutu yang berlaku. Pada acara industri bertema “Peran Standardisasi Industri Keramik dan Mineral Nonlogam untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional,” Kepala BBSPJIKMN, Azhar Fitri, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi antara pemangku kepentingan industri, memberikan wawasan tentang tren terbaru dan tantangan di pasar global, memperluas jaringan bisnis dan peluang kerja sama, serta mendorong keberlanjutan dan penggunaan teknologi hijau dalam industri.

Acara ini juga menyelenggarakan seminar yang membahas pengamanan industri dalam mendukung daya saing industri nasional, tantangan dan daya saing industri keramik nasional, penerapan sertifikasi industri hijau di bidang keramik, serta paparan dari perwakilan SIRIM Malaysia tentang “Understanding SIRIM: Malaysia’s Standard of Excellence.” Kegiatan ini dihadiri oleh pelaku industri dalam negeri, asosiasi, lembaga pemerintahan lintas sektoral, serta pegawai dari satuan kerja di lingkungan Kemenperin.

Penandatanganan MoU dan Penyerahan Sertifikat

Sebagai bagian dari rangkaian acara, dilakukan penandatanganan MoU kerja sama dengan PT Bamas Mulia Feldsparindo untuk optimalisasi teknologi pengolahan feldspar menggunakan teknologi magnetic separator. Selain itu, diserahkan sertifikat kompetensi SDM industri keramik kepada PT Lucky Indah Keramik, PT Narumi Indonesia, dan PT Roca Refractories. Sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) juga diberikan kepada PT Rumah Keramik Indonesia, serta Sertifikat Industri Hijau kepada PT Muliaglass dan PT Sango Ceramics Indonesia.

Dari penandatanganan MoU hingga sertifikasi, kegiatan ini diharapkan dapat mendukung dan mendorong kinerja industri keramik dan mineral nonlogam nasional agar lebih baik, serta memperkuat daya saing industri nasional di pasar global. Transformasi ini adalah bukti nyata bahwa dengan kolaborasi dan inovasi, sektor industri keramik dapat menjadi pilar penting bagi perekonomian Indonesia.

standar yang ketat dan kolaborasi yang solid dapat mendorong sektor industri untuk berkembang lebih baik, memastikan produk berkualitas tinggi, dan mempertahankan daya saing di pasar global. Industri keramik Indonesia telah membuktikan bahwa dengan inovasi dan investasi yang tepat, sektor ini bisa menjadi salah satu pilar kuat ekonomi nasional.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×