Kolaborasi InJourney Airports dan AirNav Indonesia: Wujudkan Layanan Penerbangan yang Lebih Efisien dan Aman
Indonesia, melalui AirNav Indonesia, bertanggung jawab penuh atas pengelolaan navigasi penerbangan di seluruh wilayah Tanah Air. Dalam mendukung transformasi operasional di 37 bandara yang dikelola InJourney Airports, kedua entitas ini kini berkolaborasi lebih erat.
Tujuan utama dari sinergi ini adalah menciptakan operasional bandara berbasis ekosistem yang memungkinkan pengambilan keputusan langsung di lapangan dengan menggunakan data real-time. “Melalui kolaborasi ini, kami mendukung peningkatan ketepatan jadwal penerbangan, meminimalkan delay, serta meningkatkan efisiensi operasional maskapai dan alur penumpang di bandara,” kata Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, dalam pernyataan resminya pada Rabu (20/11/2024).
Langkah Strategis Menuju Transformasi Pelayanan Bandara
Kerja sama ini diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara InJourney Airports dan AirNav Indonesia pada Selasa (19/11/2024). Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana B. Pramesti, menekankan bahwa kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kepatuhan terhadap regulasi penerbangan.
MoU tersebut mencakup pertukaran data dan informasi, pengelolaan slot penerbangan, serta penerapan sistem manajemen keselamatan penerbangan. Sebagai langkah konkret, kedua perusahaan juga menandatangani perjanjian kerja sama terkait implementasi Airport Collaborative Decision Making (ACDM) di seluruh bandara InJourney Airports.
ACDM: Efisiensi Operasional di Darat
Faik Fahmi menjelaskan bahwa penerapan ACDM bertujuan mempersingkat waktu penumpang dalam proses keberangkatan dan kedatangan di terminal (land side). Dengan data real-time dari AirNav, bandara dapat dengan cepat menentukan alokasi gate, parkir pesawat, sumber daya ground handling, serta fasilitas lainnya.
“Efisiensi ini tidak hanya memberikan pengalaman lebih baik bagi penumpang, tetapi juga mendukung kelancaran operasional maskapai dan bandara,” tambah Faik.
ATFM: Optimalisasi di Udara
Di sisi lain, AirNav Indonesia berfokus pada penerapan Air Traffic Flow Management (ATFM) yang mengoptimalkan pergerakan pesawat di sisi udara (air side). Sinergi antara ACDM dan ATFM memastikan seluruh aspek operasional, baik di darat maupun udara, berjalan selaras dan efisien.
Menurut Polana B. Pramesti, integrasi ini sangat penting dalam ekosistem penerbangan yang melibatkan banyak pihak. “Kerja sama yang erat antara stakeholder diperlukan untuk memastikan keselamatan dan efisiensi penerbangan,” ujarnya.
Menuju Industri Penerbangan yang Lebih Kompetitif
Kolaborasi ini bukan hanya soal meningkatkan efisiensi, tetapi juga langkah strategis untuk menjadikan industri penerbangan Indonesia lebih kompetitif. Dengan pengalaman penumpang yang lebih baik dan operasional maskapai yang lebih efektif, bandara di bawah pengelolaan InJourney Airports berpeluang menjadi pilihan utama, baik di tingkat domestik maupun internasional.
Selain itu, dengan penerapan teknologi dan data real-time, bandara dapat merespons kebutuhan operasional dengan lebih adaptif. Ini menjadi fondasi kuat untuk menghadapi tantangan industri penerbangan yang terus berkembang, termasuk persaingan ketat dan tuntutan keberlanjutan lingkungan.
Kerja sama ini adalah bukti nyata bahwa transformasi berbasis kolaborasi dapat menghadirkan manfaat nyata, baik bagi penumpang, maskapai, maupun industri penerbangan secara keseluruhan.