Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong diajak untuk aktif dalam memperkuat ketahanan terhadap radikalisme dan terorisme dengan memperkuat semangat persatuan dan kesatuan serta nilai-nilai kebangsaan di antara sesama WNI di luar negeri.
Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, penguatan ketahanan ini sangat penting mengingat masih adanya aktivitas kelompok yang mengusung ideologi kekerasan di luar negeri.
Meskipun tidak terjadi serangan terorisme di Indonesia pada tahun 2023, namun upaya penggalangan dana dan peningkatan radikalisasi terhadap kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan remaja terus berlangsung.
Andhika Chrisnayudhanto, Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT, menambahkan bahwa aktivitas radikalisme bisa terlihat melalui media sosial, pendanaan, dan bahkan ancaman bom bunuh diri di Indonesia.
Konsul Jenderal KJRI Hong Kong, Yul Edison, menyambut baik upaya BNPT dalam menjalankan program pencegahan terorisme untuk meningkatkan ketahanan PMI terhadap radikalisme dan terorisme di Hong Kong, mengingat jumlah WNI di sana yang mayoritas adalah PMI yang telah memberikan kontribusi positif bagi pemerintah Hong Kong.
Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI, Irjen Pol. I Ketut Suardana, menegaskan bahwa peran PMI sangat penting dalam kontribusi devisa negara, dan mereka harus berangkat secara prosedural agar terhindar dari risiko menjadi korban perdagangan orang.