PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis bahwa pertumbuhan kredit tahun ini akan mencapai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit sekitar 10-12 persen year on year (yoy).
Menurut Direktur Utama BRI, Sunarso, kenaikan BI Rate yang baru-baru ini terjadi merupakan keputusan yang logis dan rasional dari Bank Indonesia menghadapi tantangan ekonomi global. Dia menyatakan bahwa BRI akan mengikuti kebijakan BI, dan situasi ekonomi global dan domestik yang menantang mendorong industri untuk merespons dengan bijak.
Sunarso menilai bahwa kenaikan BI Rate tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara keseluruhan. LDR BRI pada akhir Maret 2024 masih tercatat sebesar 83,28 persen, dan BRI mampu menjaga CAR sebesar 23,97 persen, menunjukkan permodalan yang kuat.
BRI berhasil membukukan pertumbuhan laba positif pada kuartal pertama 2024 dan meningkatkan penyaluran kredit untuk segmen UMKM. Dari total penyaluran kredit, sebesar 83,25 persen dialokasikan untuk UMKM. Ini berdampak pada pertumbuhan aset BRI yang mencapai Rp1.989,07 triliun atau tumbuh sebesar 9,11 persen yoy.
Meskipun melakukan penyaluran kredit yang signifikan, BRI berhasil menjaga kualitas kreditnya. NPL BRI terkendali di sekitar 3,11 persen, sementara rasio LAR mengalami perbaikan dari 16,39 persen pada Kuartal I-2023 menjadi 12,70 persen di akhir Kuartal I-2024.
Dari sisi liabilities, BRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80 persen yoy hingga akhir Maret 2024. Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80 persen yoy.
