Kementerian Kesehatan, bersama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan World Health Organization (WHO), telah menyepakati kerja sama untuk membangun sistem kesehatan yang dapat bertahan terhadap perubahan iklim dengan dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dampak perubahan iklim sangat berpengaruh pada kesehatan manusia, terutama terkait dengan penyakit menular dan tidak menular. Oleh karena itu, langkah-langkah perlu diambil di bidang kesehatan untuk mengantisipasi dampak ini. Upaya ini membutuhkan investasi yang signifikan, sehingga kerja sama dengan lembaga global seperti UNDP dan WHO menjadi penting.
Proyek ini akan dirancang untuk meningkatkan ketahanan iklim layanan kesehatan melalui solusi adaptasi dan mitigasi iklim. Di Indonesia, proyek ini bertujuan untuk membentuk sistem kesehatan nasional yang tangguh terhadap perubahan iklim, mengurangi emisi gas rumah kaca dari fasilitas kesehatan, dan meningkatkan pendanaan untuk tindakan terhadap risiko kesehatan terkait iklim.
Kolaborasi ini dianggap penting oleh UNDP karena perubahan iklim adalah isu yang saling terkait dengan berbagai bidang kerja mereka. Mereka berkomitmen untuk mengintegrasikan perubahan iklim dalam semua aspek pekerjaan mereka dan terus mencari solusi yang dapat memberikan respons yang lebih baik terhadap dampak perubahan iklim.
Sementara itu, WHO juga berkomitmen untuk merespons ancaman kesehatan yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Mereka menyatakan bahwa langkah-langkah ini akan membantu Indonesia menuju masa depan yang lebih sehat, hijau, tangguh, dan berkelanjutan.
Dengan demikian, kerja sama ini menandai langkah maju bagi Indonesia dalam menghadapi dampak kesehatan perubahan iklim dan mempromosikan sistem kesehatan yang tahan terhadap perubahan iklim dan berkelanjutan.
