Pemerintah terus berupaya meningkatkan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan memiliki daya saing. Ini penting karena dalam periode bonus demografi, dimana mayoritas penduduk berusia muda, kualitas SDM menjadi kunci keberhasilan dalam memasuki dunia kerja, terutama dalam menghadapi era industri 4.0.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan, menekankan pentingnya mempersiapkan kelompok usia produktif dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pelatihan yang fokus pada skilling, upskilling, dan reskilling, yang merupakan program kerja sama antar lembaga dan pemerintah.
Kolaborasi antara Kemenperin dan pemerintah Korea Selatan, seperti yang terjadi antara Politeknik Industri Petrokimia Banten (PIPB), PT Krakatau Posco, dan Korea National Ppuri Industry Center, menjadi contoh kerja sama yang berhasil. MoU yang telah ditandatangani menunjukkan komitmen dari kedua belah pihak untuk meningkatkan keterampilan SDM dalam sektor teknologi, khususnya teknologi Ppuri.
Selain itu, kerja sama ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan Korea, serta memberdayakan generasi muda sebagai pemimpin masa depan. Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin siap untuk memfasilitasi dan mengawal kerja sama dalam berbagai aspek pendidikan vokasi, infrastruktur, dan kemitraan industri.
Kerja sama teknologi Ppuri juga memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa dan menjadi jembatan antara teori dan aplikasi di dunia industri. Pengembangan kelas industri oleh PT Krakatau Posco di PIPB juga menjadi wadah yang berharga untuk mencetak lulusan yang siap bersaing dan berkembang dalam industri.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan daya saing industri manufaktur serta memanfaatkan potensi pertumbuhan yang tinggi dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
