Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan performa 56 Perusahaan Asuransi Jiwa untuk periode Januari-Desember 2023. Industri ini mencatatkan kinerja yang positif terutama dalam penjualan produk asuransi jiwa tradisional.
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menyoroti pertumbuhan yang signifikan pada produk asuransi tradisional sepanjang tahun 2023. Meskipun terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, produk asuransi jiwa unit link tetap diminati oleh masyarakat yang menginginkan fitur investasi pada produk asuransinya.
Meskipun pendapatan dari produk asuransi jiwa unit link menunjukkan penurunan, produk asuransi jiwa tradisional tetap mendominasi dengan total premi yang naik 14,1% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp92,33 triliun.
Meskipun terjadi penurunan tipis sebesar 2% dibandingkan tahun sebelumnya, total pendapatan asuransi jiwa hingga akhir tahun 2023 mencapai Rp219,70 triliun. Pendapatan premi asuransi jiwa mencapai Rp177,66 triliun, sedangkan hasil investasi menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 46,2%, mencapai total Rp32,03 triliun.
Industri asuransi jiwa di tahun 2023 mencatat pertumbuhan yang positif dalam jumlah tertanggung yang mencapai 84,84 juta orang atau meningkat 0,5%, dengan total uang pertanggungan yang juga meningkat 9,9% menjadi Rp5.343,43 triliun.
Klaim asuransi kesehatan mengalami peningkatan signifikan sepanjang tahun 2023, terutama disebabkan oleh inflasi medis yang tinggi dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya layanan kesehatan yang optimal.
Untuk mengatasi tantangan ini, industri asuransi jiwa mengambil langkah-langkah seperti meninjau kerja sama dengan rumah sakit, mengevaluasi produk dan premi berdasarkan pengalaman klaim, serta memfasilitasi diskusi antar perusahaan anggota AAJI.
Industri ini juga mendukung langkah OJK yang telah menandatangani MoU dengan Kementerian Kesehatan untuk memperkuat ekosistem kesehatan melalui produk dan layanan asuransi kesehatan yang berkualitas.
AAJI sedang mengkaji pembentukan metode pertukaran informasi antar perusahaan anggota untuk menciptakan sektor kesehatan yang lebih transparan, akuntabel, dan efisien.
Dengan demikian, upaya-upaya ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi di sektor asuransi kesehatan dan produk asuransi lainnya serta meminimalisir terjadinya fraud.
