Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan seni dan budaya, salah satunya melalui dukungan konkret kepada para pejuang budaya lokal. Contoh nyata datang dari Agita Nurfianti, Anggota Komite III DPD RI asal Jawa Barat, yang dalam kunjungan resesnya ke Sanggar Seni dan Budaya Paksi Padjadjaran di Cibereum, Cimahi, menyampaikan apresiasi terhadap dedikasi sekitar 50 anak dan remaja yang aktif melestarikan seni Sunda di tengah derasnya arus budaya luar seperti K-Pop.
Agita merasa bangga dan menyebut bahwa kegiatan ini bukan hanya mempertahankan warisan budaya, tetapi juga menjadi wadah produktif bagi generasi muda untuk mengembangkan kreativitas. Sanggar ini sendiri aktif menampilkan seni tari, gamelan, dan karawitan di berbagai acara, bahkan telah menorehkan prestasi di tingkat Provinsi Jawa Barat.
Namun, di balik keberhasilan itu, mereka menghadapi tantangan besar, seperti fasilitas yang minim, lokasi latihan sederhana di bangunan dari bambu dan papan, serta kebutuhan mendesak akan ruangan yang layak dan kedap suara untuk mengatasi keluhan warga terkait suara gamelan. Legalitas juga menjadi hambatan, karena status lahan yang digunakan masih pinjaman, menghalangi pengakuan resmi di tingkat lebih tinggi.
Meski begitu, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pengurus RW dan PKK, terus mengalir. Mereka melihat aktivitas sanggar sebagai cara efektif untuk menjaga anak muda dari pergaulan negatif sambil meningkatkan kesehatan fisik dan mental mereka. Dukungan lebih lanjut, baik dari pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan agar sanggar seperti Paksi Padjadjaran tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi simbol kekuatan budaya lokal di tengah modernisasi.