Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mempersiapkan diri dengan penuh semangat untuk menyambut Sidang Komite Perlindungan Lingkungan Laut (Marine Environment Protection Committee) ke-81. Persiapan ini tak hanya mencakup penyiapan delegasi Republik Indonesia yang akan menghadiri sidang di kantor pusat International Maritime Organization (IMO) di London, Inggris Raya, pada 18-22 Maret 2024, tetapi juga bertujuan untuk membahas berbagai usulan terkait perlindungan lingkungan maritim.
Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Hartanto, menegaskan pentingnya peran Indonesia dalam forum MEPC sebagai negara anggota dan anggota Dewan IMO Kategori C. Dalam kapasitas ini, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan kepentingan nasional terkait aspek kemaritiman. Ini menjadi momen yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak guna menjaga dan memperjuangkan kepentingan maritim Indonesia di tingkat internasional.
Sidang MEPC ke-81 akan mengupas sejumlah agenda utama yang krusial, seperti amendemen terhadap instrumen wajib, penanggulangan organisme berbahaya di air ballast, pencegahan polusi udara, efisiensi energi kapal, hingga upaya pengurangan emisi gas rumah kaca dari kapal. Selain itu, masalah sampah plastik laut dari kapal dan upaya identifikasi serta perlindungan daerah khusus juga menjadi perbincangan hangat dalam sidang ini.
Hartanto juga menyoroti pentingnya penegakan kedaulatan negara dalam perlindungan lingkungan maritim, sesuai amanat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ini bukan hanya tanggung jawab Kementerian Perhubungan, tetapi juga melibatkan berbagai kementerian dan lembaga lain yang memiliki peran dalam pelestarian lingkungan laut.
Dengan begitu banyak agenda penting dalam sidang MEPC ke-81, Hartanto berharap seluruh peserta dapat bersikap proaktif dan memberikan kontribusi yang berarti. Ini akan menjadi bekal penting bagi delegasi Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan negara di tingkat internasional.
Perlu diingat, keanggotaan Indonesia dalam Dewan IMO kategori C menunjukkan peran penting negara ini dalam dunia maritim internasional, bersama dengan 19 negara lainnya yang memiliki kepentingan khusus dalam angkutan laut dan mencerminkan distribusi perwakilan yang adil secara geografis.
