Kerja sama internasional memiliki peran vital dalam merancang peta jalan yang holistik untuk mendorong transisi dan transformasi ekonomi menuju Visi Indonesia Emas 2045.
Indonesia sedang fokus pada peningkatan produktivitas dan daya saing internasional sebagai bagian dari upaya jangka menengah untuk mengatasi middle-income trap.
Setelah berhasil memimpin G20 pada tahun 2022 dan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023, Indonesia terus memperkuat posisinya di tingkat global melalui sejumlah prioritas ekonomi internasional. Ini termasuk penerapan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, memajukan kerja sama di bawah Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik, menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-UE, dan membuka diskusi aksesi dengan CP-TPP.
Pentingnya kerja sama ini tercermin dalam intensi Indonesia untuk menjadi anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Pada tanggal 20 Februari 2024, Dewan OECD memutuskan untuk membuka diskusi aksesi dengan Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa keanggotaan ini akan membawa dampak positif bagi Indonesia. Proses aksesi ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 2-3 tahun, dengan dukungan dari 33 perwakilan negara anggota OECD yang optimis terhadap potensi Indonesia.
Dengan menjadi anggota OECD, Indonesia diharapkan dapat mengadopsi kebijakan dan standar internasional yang unggul, mendukung reformasi struktural yang berkelanjutan, dan meningkatkan tingkat kepercayaan global serta akses pasar bagi ekspor dalam negeri.
Sebagai negara kandidat aksesi OECD, Indonesia berpotensi menjadi negara ketiga dari Asia dan negara pertama dari Asia Tenggara. Dengan keterlibatan dalam kerangka kerja kerjasama dengan OECD sejak 2007, Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk berpartisipasi dalam upaya menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.