Dunia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi global, perubahan iklim, eskalasi tensi geopolitik, dan ketimpangan ekonomi. Lebih dari 25 persen generasi muda masih mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, akses pendidikan terbatas, dan ketrampilan yang terbatas, terutama di negara-negara berkembang dan di kalangan wanita.
Untuk mengatasi tantangan ini, World Economic Forum (WEF) menyelenggarakan Special Meeting tentang Labour Markets for the Next Generation di Riyadh, Arab Saudi, dengan tujuan mencari solusi dan peluang untuk menghadapi permasalahan tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, bersama panelis lainnya membahas isu ketenagakerjaan, khususnya pasar tenaga kerja kaum muda. Mereka membahas berbagai topik, mulai dari dampak pertumbuhan ekonomi terhadap pasar tenaga kerja, investasi, hingga adopsi teknologi yang memengaruhi pekerjaan.
Dalam konteks Indonesia, Menteri Airlangga menyoroti langkah-langkah antisipasi yang telah diambil untuk berinvestasi dalam pelatihan, pendidikan, dan UMKM sebagai pencipta lapangan kerja. Dia juga menekankan pentingnya digitalisasi sebagai mesin pertumbuhan baru dan upaya Pemerintah dalam mempromosikan program Merdeka Belajar, pengalaman magang, dan insentif pajak untuk pendidikan.
Namun, tantangan besar tetap ada, mengingat besarnya populasi Indonesia dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Oleh karena itu, Indonesia perlu menciptakan jutaan lapangan kerja setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Dalam konteks global, diskusi ini menyoroti pentingnya kerja sama antar negara dan sektor dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan di masa depan. Melalui dialog seperti ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang inklusif dan berkelanjutan untuk mengatasi ketimpangan dan memberdayakan generasi muda dalam pasar tenaga kerja global.
