Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga optimis bahwa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Jepang, yang sudah berjalan dengan baik, masih bisa ditingkatkan lagi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan terobosan baru dalam kerjasama ekonomi dan perdagangan melalui perjanjian Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Pernyataan ini disampaikan oleh Wamendag Jerry saat bertemu dengan Deputy General Manager Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) Tetsuya Matsuoka di Tokyo, Jepang, pada 2 Juli lalu. Dalam pertemuan tersebut, ia didampingi oleh Atase Perdagangan Tokyo, Merry Astrid Indriasari.
“Indonesia sangat mengapresiasi dukungan JCCI dalam memperkuat kerjasama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Jepang. Kedua negara akan segera menandatangani Protokol Perubahan IJEPA setelah lima tahun perundingan yang dimulai pada 2019. Dengan perjuangan perundingan yang panjang, kita berharap pelaku usaha bisa memanfaatkan IJEPA untuk meningkatkan akses pasar dari kedua negara,” ujar Jerry.
Lebih lanjut, Wamendag Jerry mengapresiasi total nilai perdagangan antara Indonesia dan Jepang pada 2023 yang mencapai USD37,3 miliar, dengan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD4,2 miliar. Angka ini jauh melampaui situasi sebelum pandemi COVID-19 yang hanya mencapai USD341 juta.
Kemajuan perundingan Protokol Perubahan IJEPA kini berada dalam tahap kajian hukum dan finalisasi teks draf. Perubahan ini mencakup beberapa bab penting seperti Perdagangan Barang, Perdagangan Jasa, E-Commerce, Pergerakan Orang Alami, Kerjasama, Hak Kekayaan Intelektual, dan Pengadaan Pemerintah.
Protokol Perubahan IJEPA ditargetkan akan selesai pada minggu kedua Juli 2024, dilanjutkan dengan proses administratif di internal pemerintah. Kedua negara berencana menandatangani perjanjian ini pada September 2024 mendatang.
Menurut Wamendag Jerry, IJEPA adalah perjanjian bilateral pertama yang dimiliki Indonesia, ditandatangani pada 20 Agustus 2007 di Jakarta dan diimplementasikan pada 1 Juli 2008. Ini membuktikan bahwa Jepang adalah mitra dagang dan investasi yang sangat penting bagi Indonesia.
Nilai investasi Jepang di Indonesia dari 2019 hingga 2023 mencapai USD18,3 miliar, dengan sektor utama meliputi energi, otomotif, dan properti. Indonesia juga mendorong investasi asing di sektor energi terbarukan sebagai bagian dari komitmen mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih awal.
Wamendag Jerry menekankan bahwa dalam menghadapi krisis global, negara-negara di dunia termasuk pelaku bisnis harus lebih mempererat kerjasama dan kolaborasi. Komitmen ini juga tercermin dalam hubungan antara pelaku bisnis Jepang dan Indonesia.
Indonesia dan Jepang perlu mempererat kerjasama dalam mengatasi krisis global, terutama di sektor energi terbarukan. Salah satu contohnya adalah penyediaan produk biomassa seperti cangkang sawit dan pelet kayu dari Indonesia ke Jepang. Pada 2023, nilai ekspor cangkang sawit Indonesia ke Jepang mencapai USD550,98 juta, naik 40 persen dibanding 2022. Selain itu, ekspor pelet kayu Indonesia ke Jepang tercatat USD10,2 juta, naik 45 persen dibanding 2022.
Selain sektor energi, Indonesia juga ingin menjadi mitra dalam penyediaan pangan di Jepang. Saat ini, sekitar 60 persen kebutuhan pangan di Jepang masih dipenuhi dari impor. Indonesia, sebagai produsen pangan dan produk pertanian, memiliki peluang besar untuk menjadi mitra Jepang dalam memastikan ketersediaan produk tersebut, dengan syarat memenuhi standar yang ditetapkan Jepang.
Indonesia secara rutin berpartisipasi dalam promosi makanan dan minuman terbesar di Jepang, Foodex Japan. Pada 2024, partisipasi Indonesia mencatatkan transaksi dagang sebesar USD10,6 juta untuk produk seperti ubi, terung, olahan unggas, camilan, bumbu masak, dan rempah.
Wamendag Jerry juga mengundang JCCI dan anggotanya untuk menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 yang akan diadakan pada 9-12 Oktober 2024. Pada tahun lalu, 79 buyer asal Jepang hadir dan membukukan transaksi sebesar USD337 juta.
Kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Jepang memiliki potensi yang sangat besar untuk terus ditingkatkan. Dengan adanya Protokol Perubahan IJEPA, peluang untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan investasi semakin terbuka lebar. Dalam menghadapi tantangan global, kolaborasi erat antara negara-negara menjadi sangat penting. Dengan memanfaatkan potensi kerjasama di sektor energi terbarukan dan pangan, Indonesia dan Jepang dapat bersama-sama mengatasi krisis global dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.