Menlu RI Retno Marsudi menegaskan bahwa demokrasi dan teknologi harus menjadi kekuatan yang mendorong kebaikan. Pernyataan tersebut disampaikannya saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri pada KTT Demokrasi ke-3 di Seoul, Korea Selatan (18/3).
Dalam sambutannya, Menlu RI menggarisbawahi bahwa demokrasi dihadapkan pada berbagai tantangan. Oleh karena itu, dia mengajak semua negara untuk berupaya menjadikan demokrasi lebih baik dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.
Menlu Retno juga menyoroti pentingnya memastikan bahwa teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) tidak menjadi ancaman bagi demokrasi. Untuk itu, dia menawarkan 3 langkah untuk memastikan hal tersebut:
Pertama, mempromosikan tata kelola digital global yang demokratis. Menurutnya, jalur menuju tata kelola digital global harus bersifat bebas, terbuka, aman, tidak terfragmentasi, dan inklusif. Indonesia sendiri telah mengenalkan regulasi tentang etika AI baik di tingkat nasional maupun dalam kerangka ASEAN.
Kedua, mengurangi kesenjangan digital di tingkat global. Teknologi seperti AI harus diperlakukan sebagai aset publik global, sehingga negara-negara dapat memperoleh akses digital yang mudah, adil, dan berkeadilan. Retno menyatakan bahwa Indonesia aktif terlibat dalam negosiasi Global Digital Compact serta upaya-upaya lainnya.
Ketiga, memastikan mitigasi risiko bersama terhadap penggunaan AI. Menurut Menlu RI, AI memiliki potensi sebagai alat demokrasi namun juga dapat digunakan sebagai alat manipulasi dan disinformasi. Oleh karena itu, literasi digital dan inovasi sangat penting untuk melawan berita palsu dan penyalahgunaan AI, serta menanggapi serangan siber.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu RI juga menyoroti situasi yang semakin memburuk di Gaza dan menekankan pentingnya dukungan untuk bantuan kemanusiaan serta gencatan senjata di wilayah tersebut.
Summit for Democracy (SFD) merupakan platform dialog internasional untuk mempromosikan kemajuan demokrasi. Pertemuan ketiga SFD digelar di Seoul, Korea Selatan dengan fokus pada tema “Teknologi Digital/AI dan Demokrasi”. Konferensi tersebut dihadiri oleh wakil dari 28 negara.
Selain itu, Menlu RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Republik Korea untuk membahas isu-isu bilateral, terutama terkait pelindungan WNI. Pada 17 Maret 2024, Menlu Retno juga menghadiri acara berbuka puasa bersama komunitas Muslim di Seoul Central Mosque, Itaewon, Seoul, yang disambut oleh Imam Masjid Seoul, A. Rahman Lee, dan jajaran pengurus Korea Muslim Federation (KMF).