Penelitian tentang matahari dan aktivitasnya sedang dilakukan oleh Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang menyoroti berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia karena keberadaan matahari yang dekat dengan Bumi.
Menurut periset Pusat Riset Antariksa, Johan Muhammad, fokus kajian saat ini adalah pada sunspot atau bintik-bintik di matahari yang mengalami perubahan setiap kali muncul. Selain itu, fenomena seperti prominensa atau lidah api di matahari juga menjadi objek kajian yang menarik.
Studi ini bertujuan untuk memahami evolusi, pembentukan, dan karakteristik dari bintik matahari dan prominensa, sehingga dapat diidentifikasi potensi bahaya bagi Bumi.
Aktivitas matahari memiliki dampak yang signifikan terhadap cuaca antariksa, termasuk perubahan kerapatan dan tekanan plasma di ruang antarplanet dan ionosfer, serta peningkatan tekanan magnetik pada magnetosfer Bumi. Fenomena seperti gerhana matahari juga merupakan hasil dari aktivitas matahari yang memengaruhi Bumi.
Siklus aktivitas matahari yang berlangsung sekitar sebelas tahun sekali memiliki pengaruh langsung terhadap cuaca antariksa. BRIN menyediakan layanan informasi terkait kondisi cuaca antariksa melalui Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS), yang memberikan informasi tentang aktivitas matahari, kondisi geomagnet dan ionosfer, serta prediksi cuaca antariksa dalam 24 jam mendatang.
SWIFtS merupakan sumber informasi yang penting bagi masyarakat untuk memahami dan mengantisipasi dampak dari aktivitas matahari terhadap berbagai aspek kehidupan di Bumi. Selain itu, laman web SWIFtS disajikan dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, untuk memfasilitasi akses bagi pembaca dari Indonesia dan mancanegara.
