Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mempercepat pembangunan infrastruktur konektivitas internet di daerah nirsinyal Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Hal ini merupakan langkah penting dalam mendukung proses digitalisasi di wilayah tersebut, seperti yang disampaikan oleh Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, dalam Kuliah Umum di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Nezar Patria menekankan pentingnya konektivitas sebagai fondasi utama dalam transformasi digital. Tanpa akses internet yang memadai, upaya digitalisasi akan terhambat, sehingga membangun infrastruktur tersebut menjadi prioritas. Kolaborasi antara Kominfo dan Dinas Kominfo Pemerintah Provinsi Aceh serta Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) telah dilakukan untuk memetakan dan menindaklanjuti daerah-daerah blankspot.
Di Aceh, terdapat sekitar 100 lokasi blankspot yang harus segera diatasi. Komunikasi dengan penyelenggara layanan telekomunikasi seluler dilakukan untuk memfasilitasi akses konektivitas di daerah tersebut, termasuk yang masuk kategori daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) diminta untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi titik-titik yang membutuhkan infrastruktur baru.
Selain infrastruktur, penting juga untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) agar mampu memanfaatkan konektivitas digital secara optimal. Mahasiswa Aceh didorong untuk memperluas pengetahuan mereka, terutama dalam bidang sains dan teknologi, agar dapat bersaing di era digital ini. Dengan memanfaatkan kesempatan untuk belajar, mereka dapat menjadi bagian yang aktif dalam transformasi digital yang sedang berlangsung.