Sebagai bagian dari strategi Kementerian Luar Negeri dalam mengembangkan kebijakan luar negeri terkait industri produk halal berbasis data, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) menyelenggarakan kegiatan Foreign Policy Data Talks (FPDT) dengan tema “Penguatan Diplomasi Ekonomi untuk Promosi Industri/Produk Halal Indonesia di Dunia Internasional” di Bandung pada 15 Februari 2024.
Dalam acara tersebut, Kepala BSKLN, Dr. Yayan Ganda Hayat Mulyana, menyoroti pertumbuhan signifikan industri halal di Indonesia sejak tahun 2012, yang mencapai kenaikan lebih dari 422%. Indonesia juga berhasil menempatkan 15 perusahaan produk halalnya di dalam Top 30 OIC Halal Product Companies. Potensi industri halal Indonesia untuk berkontribusi sekitar USD 1,5 miliar terhadap PDB nasional menjadi sorotan penting dalam pembahasan.
FPDT dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk instansi pemerintah, akademisi, asosiasi perusahaan makanan dan minuman, serta pelaku usaha produk halal. Para narasumber, seperti Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dosen dari Kyushu International University & Muslim Friendly Japan, dan tokoh-tokoh industri halal, memberikan wawasan yang berharga tentang perkembangan dan tantangan dalam industri halal.
Diskusi yang digelar dalam FPDT menghasilkan beberapa rekomendasi penting, termasuk pentingnya efisiensi dalam regulasi dan proses sertifikasi halal, serta strategi promosi yang lebih efektif untuk meningkatkan daya saing produk-produk halal Indonesia di pasar global, terutama menghadapi persaingan dari negara-negara seperti Malaysia.
Pentingnya diplomasi ekonomi dalam mempromosikan produk halal Indonesia secara sinergis oleh Kementerian Luar Negeri bersama pemangku kepentingan terkait, juga menjadi fokus dalam pertemuan tersebut. Diharapkan bahwa upaya kolaboratif ini akan mendorong kemajuan industri halal Indonesia dan memenuhi tingginya permintaan produk halal di pasar global.