Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pilot project inovatif pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan sedimen memiliki dampak yang sangat penting bagi kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat.
Menurut Trenggono, tahun ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan meluncurkan pilot project Kawasan Berbasis Pengelolaan Hasil Sedimentasi Laut secara Berkelanjutan di Morodemak, Kabupaten Demak. Ini merupakan langkah yang sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Sedimentasi di Laut, yang bertujuan untuk menjaga lingkungan laut dan pesisir.
Lokasi pilot project berada di sekitar PPP Morodemak yang mencakup tiga desa, yaitu Desa Morodemak, Desa Purworejo, dan Desa Margolinduk Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, menambahkan bahwa pengelolaan sedimentasi laut sangat penting karena dapat mempengaruhi alur pelayaran kapal nelayan dan mengancam ekosistem pesisir. Pilot project ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap berbagai polemik dalam pemanfaatan sedimentasi di laut dan berdampak positif bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, Victor juga menyoroti beberapa kendala yang dihadapi di Morodemak, seperti ruang yang terbatas dan aktivitas yang beragam. Oleh karena itu, pengembangan kawasan pesisir berbasis pengelolaan sedimentasi laut membutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk KKP, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, juga menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam mengoptimalkan pengelolaan sedimentasi di laut. Dengan memanfaatkan sedimentasi laut secara optimal, diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Dengan langkah-langkah seperti ini, KKP terus berupaya bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung program ekonomi biru dan pengelolaan ruang laut yang berkelanjutan.