Tangan cekatan Dokter Marsia mengoperasikan alat pengukur tekanan darah di Puskesmas Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Kini, berkat pasokan listrik yang lancar, proses pelayanan kesehatan untuk warga setempat menjadi lebih optimal. Sebagai contoh, listrik mendukung pemasangan infus, peralatan medis, hingga merawat bayi yang baru lahir. Dokter Marsia, yang sudah tiga tahun bertugas di Ilaga, menyambut baik perubahan ini.
Listrik yang sekarang dapat digunakan selama 24 jam merupakan hasil dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang diresmikan pada Desember 2019. Sebelumnya, Ilaga hanya mendapatkan pasokan listrik kurang dari 12 jam dengan mengandalkan pembangkit berbahan bakar diesel. Pemadaman listrik menjadi kejadian yang biasa terjadi saat persediaan bahan bakar habis.
Meskipun pembangunan PLTMH Ilaga melibatkan tantangan aksesibilitas dan sosial, akhirnya pembangkit senilai Rp99 miliar itu dapat beroperasi. Terletak di daerah yang terisolasi dengan elevasi tertinggi di Indonesia, Ilaga hanya dapat diakses melalui perjalanan udara selama 40 menit dari Timika.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meresmikan PLTMH Ilaga dan menekankan harapannya agar listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat. Tujuan pemerintah bukan hanya untuk penerangan dan kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk pendidikan dan kesehatan.
Kisah Dokter Marsia menjadi gambaran nyata dari upaya pemerintah dalam menyebarluaskan akses energi ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan di daerah-daerah terpencil seperti Ilaga. Pembangunan PLTMH Ilaga membawa harapan baru bagi masyarakat setempat, membuktikan bahwa dengan komitmen dan optimalisasi sumber energi lokal, pemerintah dapat mencapai target bauran energi dari Pembangkit Energi Baru Terbarukan di tahun 2025 sebesar 23%. Tumbuhnya pembangkit berbasis energi bersih juga sejalan dengan komitmen global untuk melawan perubahan iklim.