Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (Direktorat PTLK) kembali menggelar kegiatan inovatif bertajuk Residensi Pemajuan Kebudayaan (RPK) 2024. Acara ini berlangsung mulai 1 hingga 27 Agustus 2024 di tiga lokasi yang kaya akan warisan budaya, yakni Yogyakarta, Pekanbaru, dan Cirebon. RPK 2024 ini bukan sekadar program rutin, tetapi sebuah inisiatif strategis yang bertujuan memperkuat kolaborasi dan diplomasi budaya antara pelaku budaya dari dalam negeri dengan para seniman internasional. Selain itu, program ini juga berperan penting dalam memperluas jejaring budaya Indonesia di kancah global.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan, menegaskan bahwa suksesnya RPK 2024 adalah hasil dari sinergi berbagai pihak yang berperan aktif dalam kegiatan ini.
“Program ini adalah hasil kerja sama dari banyak pihak. Tanpa dukungan dan keterlibatan mereka, tentu kegiatan ini tidak akan berjalan sebaik sekarang. Di sini, kita memiliki maestro-maestro yang dengan tulus meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran mereka untuk membimbing generasi muda dalam upaya melestarikan budaya kita,” ungkap Restu Gunawan saat mengunjungi pelaksanaan RPK di Yogyakarta pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Restu juga menjelaskan tiga tujuan utama dari kegiatan ini. “Pertama, kegiatan ini berfungsi sebagai upaya perlindungan budaya kita, karena keberlangsungan budaya harus diwariskan kepada generasi mendatang. Kedua, ini adalah bentuk penghormatan kita kepada para maestro yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk menjaga warisan budaya kita,” tuturnya.
Yang ketiga, menurut Restu, program ini memberikan ruang bagi para seniman peserta RPK untuk mengembangkan dan memanfaatkan budaya dengan berkolaborasi dalam pertunjukan seni lintas negara di akhir kegiatan RPK 2024.
Salah satu peserta RPK 2024, Rania Khaled Hussein, menyatakan antusiasmenya terhadap program ini. “Mengikuti kegiatan ini sangat menyenangkan, kami bisa menjalin persahabatan dan berkolaborasi dengan teman-teman dari berbagai negara. Saya juga mendapatkan perspektif baru tentang budaya Indonesia yang luar biasa ini,” ujar Rania, peserta RPK asal Mesir.
Kegiatan RPK ini merupakan salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek untuk memperkuat tata kelola budaya. RPK menargetkan pembinaan kepada para pelaku budaya dan komunitas budaya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, bersama para ahli di bidangnya.
Program RPK 2024 diselenggarakan di tiga lokasi budaya yang sarat makna: Tari Topeng Losari di Cirebon, Jawa Barat; Musikalisasi Pantun dan Tradisi Lisan di Pekanbaru, Riau; serta Olahraga Tradisional Jemparingan di D.I. Yogyakarta. Program ini diikuti oleh pelaku budaya internasional dari berbagai negara, termasuk Australia, Meksiko, Italia, India, Kanada, Amerika Serikat, dan banyak lagi. Mereka akan berkolaborasi dengan 30 pelaku budaya nasional yang telah dipilih dengan cermat, didampingi oleh para ahli di bidang masing-masing.
RPK 2024 bukan hanya sebuah acara seremonial, tetapi langkah nyata dalam memperkuat peran budaya Indonesia di panggung dunia. Melalui kolaborasi ini, Indonesia tidak hanya melestarikan, tetapi juga memajukan budaya ke level internasional, memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat budaya yang dihormati dan diakui secara global.