Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin mengakselerasi implementasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0 guna mentransformasi industri manufaktur menuju era Industri 4.0. Diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018, peta jalan ini menargetkan peningkatan daya saing industri nasional dengan memanfaatkan teknologi digital. Hasilnya mulai terlihat—kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB nasional pada triwulan II 2024 mencapai 16,7%, tertinggi di antara sektor-sektor lain. Selain itu, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia melesat ke peringkat 12 dunia dengan total USD255 miliar pada 2023.
Global Innovation Index Melesat Berkat Digitalisasi
Implementasi Making Indonesia 4.0 juga berhasil meningkatkan posisi Indonesia dalam Global Innovation Index. Jika sebelumnya, antara 2013 hingga 2021, peringkat Indonesia terjebak di posisi 83 hingga 87, tren positif mulai terlihat sejak 2022. Pada 2023, Indonesia naik ke posisi 61 dan kembali melonjak ke peringkat 54 pada 2024. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan untuk bertahan dan berkembang di tengah kompetisi global.
“Kita sudah melihat dampak nyata dari transformasi ini—proses produksi di berbagai industri kini lebih efisien dan efektif berkat digitalisasi,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat berbicara di Jakarta, Kamis (17/10). Transformasi digital ini membuka peluang bagi industri untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga bersaing di pasar internasional.
INDI 4.0: Mengukur Kesiapan Industri Bertransformasi
Agar implementasi Industri 4.0 berjalan optimal, Kemenperin meluncurkan program Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Indeks ini membantu memetakan kesiapan industri, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, dan memberikan gambaran konkret terkait kondisi industri nasional. Pada 2024, jumlah Champion INDI 4.0 bertambah 24 perusahaan, sehingga total kini mencapai 100 industri. Menperin berharap pada tahun mendatang jumlah ini bertambah setidaknya 50 perusahaan baru dengan kriteria seleksi yang tetap ketat.
Program INDI 4.0 ini menjadi bukti bahwa pemerintah tak hanya mendorong perubahan, tetapi juga memastikan transformasi tersebut tepat sasaran dan terukur. Perusahaan yang menjadi Champion bukan hanya sekadar menjalankan teknologi baru, tetapi juga menunjukkan komitmen jangka panjang untuk beradaptasi dengan perubahan.
Pengakuan atas Transformasi Industri
Atas berbagai upaya tersebut, Agus Gumiwang menerima penghargaan Tokoh Inovasi dan Transformasi Industri dari Detikcom Awards 2024. Ia mengapresiasi penghargaan ini sebagai hasil kerja bersama seluruh pemangku kepentingan industri. “Transformasi digital bukan hanya tentang mempercepat proses produksi. Ini juga tentang meningkatkan daya saing produk industri dalam negeri sehingga mampu bersaing di pasar global,” ujar Agus.
Meski demikian, Agus mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mendorong transformasi digital di seluruh sektor industri. Karenanya, ia berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk media, agar visi digitalisasi ini dapat terealisasi secara maksimal.
Transformasi Digital Bukan Beban, Melainkan Investasi Masa Depan
Agus menekankan kepada para pelaku industri bahwa perubahan menuju digitalisasi bukan sekadar tambahan biaya, melainkan investasi jangka panjang. Industri yang berhasil bertransformasi akan menikmati berbagai keuntungan, seperti peningkatan efisiensi, pengurangan biaya produksi, dan akses lebih luas ke pasar global. “Transformasi ini akan berdampak positif bagi industri, tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga jangka menengah dan panjang,” jelasnya.
Untuk mendorong perusahaan agar tak takut berinovasi, Kemenperin terus melakukan pendekatan persuasif dan memberikan dukungan melalui kebijakan dan fasilitas yang relevan. Agus juga menegaskan bahwa dengan adopsi teknologi, industri bisa bertransformasi dari sekadar “bertahan hidup” menjadi pemimpin di pasar internasional.
Arah Baru Industri Nasional Menuju Era Digital
Implementasi Making Indonesia 4.0 menjadi landasan penting bagi masa depan industri Indonesia. Perjalanan transformasi digital ini tak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang perubahan pola pikir. Industri harus siap beradaptasi dengan tuntutan global dan mempercepat digitalisasi agar tak tertinggal.
Dengan dukungan semua pihak dan kolaborasi yang berkelanjutan, Making Indonesia 4.0 bukan hanya sekadar inisiatif pemerintah, tetapi menjadi tonggak revolusi industri Indonesia di era modern. Jika diterapkan secara konsisten, inisiatif ini akan mendorong ekonomi nasional tumbuh lebih kuat dan memastikan industri Indonesia berada di garis depan kompetisi global. Kini saatnya industri nasional bergerak lebih cepat, lebih efisien, dan lebih cerdas—demi masa depan yang lebih kompetitif.