Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN), dan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Prancis menggelar pertemuan Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG) ke-13 di bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan inovasi. Acara ini berlangsung di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dari 2 hingga 5 Juli 2024.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyatakan bahwa JWG ke-13 ini bertujuan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Prancis. “Melalui kerja sama reguler kedua negara dalam JWG, hubungan di bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan inovasi dapat menjadi semakin solid. Kami juga berharap hubungan antaruniversitas dan lembaga penelitian di kedua negara semakin erat,” ujar Suharti di Surabaya, Rabu (3/7).
Suharti menambahkan, kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan luaran pendidikan yang lebih baik dan riset yang bermanfaat bagi kedua negara. “Kami berharap, selain pendidikan tinggi, kerja sama di bidang kebudayaan juga dapat diperkuat melalui peran perguruan tinggi,” tambahnya.
Suharti juga menyoroti pentingnya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan apresiasi atas dukungan Prancis dalam memfasilitasi kerja sama dengan universitas di Prancis. Ini memungkinkan mahasiswa Indonesia untuk belajar di Prancis melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) dan IISMA Co-Funding.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Prancis sudah lama terjalin. “Kerja sama dalam ilmu pengetahuan antara Indonesia dan Prancis sudah berlangsung lama. Namun, kita harus menghadapi tantangan baru seperti ekonomi digital, keanekaragaman hayati, dan ilmu pengetahuan sosial,” ucap Dubes Fabien.
Fabien menyampaikan bahwa Prancis terbuka untuk menerima lebih banyak mahasiswa Indonesia. “Ini adalah prioritas bagi kami, dan kami bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia untuk mencapainya,” tutur Fabien. Dia juga menekankan bahwa Indonesia adalah salah satu mitra terpenting bagi Prancis. “Kata kuncinya adalah kemitraan jangka panjang, dan kami ingin berkolaborasi dengan Indonesia dalam waktu yang sangat panjang,” kata Fabien.
Rektor Universitas Negeri Surabaya, Nurhasan, menekankan pentingnya JWG Indonesia-Prancis dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan mendorong kolaborasi untuk menciptakan sumber daya manusia unggul.
Direktur Eropa I, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Widya Sadnovic, mengungkapkan bahwa Prancis telah lama menjadi mitra strategis Indonesia. “Pelaksanaan JWG adalah salah satu implementasi penting dari Plan of Action on Strategic Partnership yang ditandatangani pada 2021. Kerja sama politik sudah sangat erat, dan tugas kami sekarang adalah memperkuatnya dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan riset,” pungkas Widya.