Selain PT PLN, PT Pertamina juga tengah mengembangkan bahan bakar hidrogen. Selain menjadi alternatif yang lebih hemat, sumber hidrogen juga melimpah dan sepenuhnya tersedia di dalam negeri.
Pengembangan bahan bakar hidrogen merupakan bagian dari upaya transisi energi dari fosil ke energi hijau. Dalam hal ini, ekosistem transportasi ramah lingkungan juga sedang dipersiapkan.
PLN telah berperan besar dalam mendukung transformasi transportasi hijau, terutama yang berbasis pada kendaraan listrik (EV). Fokus utama PLN adalah memproduksi hidrogen hijau melalui berbagai fasilitas yang dimilikinya.
Sementara itu, Pertamina juga turut serta dalam pengembangan bahan bakar hidrogen dengan memasok hidrogen dari gas dan panas bumi. Langkah ini menandai upaya Pertamina dalam mendukung energi hijau.
Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan memiliki sejumlah keunggulan, seperti pengisian daya yang cepat dan kemampuan menempuh jarak yang cukup jauh. Selain itu, hidrogen juga dihasilkan dari sumber-sumber melimpah di dalam negeri, sehingga menjadi solusi yang lebih murah dan ramah lingkungan.
Masa depan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan diprediksi akan terus membaik, terutama dengan adanya dukungan dari berbagai pihak dan potensi hidrogen hijau yang besar di Indonesia.
Dalam konteks bahan bakar kendaraan, hidrogen dianggap sebagai kandidat yang menjanjikan karena hanya menghasilkan emisi berupa air, sehingga ramah lingkungan. Selain itu, proses pengisian daya yang cepat dan kemampuan menempuh jarak yang jauh menjadi keunggulan utamanya.
Dengan demikian, langkah Pertamina dan PLN dalam mengembangkan bahan bakar hidrogen layak diapresiasi karena dapat menjadi solusi untuk transportasi hijau di masa depan, serta mempercepat transisi menuju energi bersih.