Sektor manufaktur di Indonesia telah menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan yang luar biasa di tengah fluktuasi ekonomi global dan nasional dari tahun 2014 hingga 2023. Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, sektor ini secara konsisten menunjukkan optimisme dan daya saing, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap lanskap ekonomi negara.
Dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan PDB manufaktur sebesar 3,44% dari tahun 2014 hingga 2022, Indonesia berhasil melampaui rata-rata global (2,35%) dan negara-negara OECD (2,08%). Pertumbuhan ini melampaui beberapa kekuatan industri seperti Korea Selatan, Meksiko, dan Jerman, menunjukkan kinerja industri yang tangguh.
Nilai Tambah Manufaktur (MVA) di Indonesia mencapai USD 228 miliar pada tahun 2021, menempatkan Indonesia sebagai kekuatan manufaktur di dunia secara global. Prestasi ini menegaskan pentingnya Indonesia dalam lanskap manufaktur global dan kapasitasnya untuk bersaing dengan negara-negara manufaktur yang sudah mapan.
Selain itu, sektor manufaktur Indonesia secara konsisten memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB negara, dengan rata-rata sebesar 19,9% dari tahun 2014 hingga 2022, melampaui rata-rata global dan OECD. Kontribusi yang tinggi ini menunjukkan peran penting sektor ini dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong efek pengganda di berbagai industri.
Ketahanan sektor manufaktur Indonesia juga dibuktikan dengan ekspansi yang terus berlanjut yang ditunjukkan dalam Indeks Manajer Pembelian (PMI) selama 29 bulan berturut-turut hingga Januari 2024. Ekspansi yang berkelanjutan ini merupakan bukti kemampuan Indonesia untuk menghadapi tantangan ekonomi dan menjaga lintasan pertumbuhan yang positif.
Pengenalan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) oleh Kementerian Perindustrian sejak November 2022 memberikan wawasan berharga tentang sentimen industri dan prospek untuk masa depan. Indeks ini mencerminkan optimisme pelaku industri, yang penting untuk pembuatan kebijakan dan perencanaan strategis guna menjaga pertumbuhan industri.
Meskipun Indonesia berada di posisi yang menguntungkan dalam hal daya saing industri, masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam meningkatkan daya saing untuk bersaing secara global. Upaya pemerintah dalam industri hulu, diversifikasi komoditas, dan promosi konsumsi domestik melalui program P3DN sangat penting untuk menjaga pertumbuhan dan daya saing.
Untuk menjaga kontribusi sektor manufaktur terhadap ekonomi nasional dan memastikan ekspansi yang berkelanjutan, kepastian kebijakan, optimalisasi penggunaan sumber daya domestik, dan peningkatan konsumsi domestik adalah strategi krusial. Dengan upaya bersama dan intervensi strategis, sektor manufaktur Indonesia siap untuk tetap menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan daya saing dalam beberapa tahun mendatang.