Rekor Impor Indonesia Juli 2024: Melonjak ke USD21,74 Miliar

Pada Juli 2024, total nilai impor Indonesia mencapai USD21,74 miliar, mengalami lonjakan sebesar 17,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) dan 11,07 persen dibandingkan Juli tahun lalu (YoY). Peningkatan ini dipicu oleh naiknya permintaan impor, baik di sektor nonmigas maupun migas, dengan masing-masing mengalami kenaikan 19,76 persen dan 8,78 persen secara bulanan.

Menurut siaran pers Kemednag yang diterima InfoPublik pada Sabtu, 17 Agustus 2024, seluruh kategori penggunaan barang mengalami peningkatan impor pada bulan Juli. Barang modal mencatatkan lonjakan terbesar sebesar 21,21 persen, diikuti bahan baku/penolong yang naik 17,21 persen, dan barang konsumsi yang meningkat 16,79 persen (MoM).

Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, mencatat bahwa beberapa negara mitra dagang seperti Jerman (43,2) dan Brasil (54,0) menunjukkan peningkatan dalam Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur mereka.

Impor barang modal yang melonjak mencakup ponsel pintar, ekskavator, mesin pengaduk elektrik, portable receiver, dan mesin ekstraksi elektrik. Di sisi lain, bahan baku/penolong yang mengalami kenaikan signifikan meliputi bahan bakar RON 90 hingga RON 97, batu bara, bungkil minyak kedelai, naphta, dan gula tebu. Sedangkan barang konsumsi yang mengalami peningkatan impor antara lain media perekam suara, apel, anggur, bawang putih, dan daging sapi beku tanpa tulang.

Beberapa produk utama nonmigas yang mencatat pertumbuhan impor tertinggi secara bulanan pada Juli 2024 meliputi bahan bakar mineral (HS 27) dengan kenaikan 71,26 persen, pupuk (HS 31) sebesar 67,73 persen, ampas dan sisa industri makanan (HS 23) sebesar 65,86 persen, gula dan kembang gula (HS 17) sebesar 44,19 persen, serta barang dari besi dan baja (HS 73) yang meningkat 41,72 persen (MoM). Sebaliknya, serealia (HS 10) mengalami penurunan terdalam dengan kontraksi 29,72 persen, sementara perangkat optik, fotografi, dan sinematografi (HS 90) turun 11,75 persen (MoM).

Dalam hal asal negara, impor nonmigas Indonesia didominasi oleh RRT, Jepang, dan Australia, dengan total nilai impor sebesar USD9,01 miliar, mencakup 49,52 persen dari nilai impor nonmigas pada Juli 2024. Negara dengan pertumbuhan impor tertinggi pada Juli 2024 adalah Finlandia yang melonjak 108,22 persen, diikuti Australia (55,94 persen), Persatuan Emirat Arab (53,74 persen), Brasil (48,06 persen), dan Argentina (31,33 persen) (MoM). Sementara itu, beberapa mitra dagang yang mengalami penurunan dalam impor nonmigas antara lain Swedia (penurunan 18,51 persen), Hongkong (9,92 persen), dan Kanada (6,20 persen) (MoM).

Selama periode Januari hingga Juli 2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD131,38 miliar, naik 2,40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan impor nonmigas sebesar 1,19 persen dan migas sebesar 9,07 persen (YoY).

Kenaikan impor ini mencerminkan tren pemulihan dan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Dengan meningkatnya permintaan untuk barang modal dan bahan baku, serta diversifikasi sumber impor, Indonesia menunjukkan kemampuan adaptasi dan ketahanan ekonominya di tengah dinamika global.

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Create a new perspective on life

Your Ads Here (365 x 270 area)
Latest News
Categories

Subscribe our newsletter

Purus ut praesent facilisi dictumst sollicitudin cubilia ridiculus.

Home
Search
Explore
Menu
×