Indonesia meresmikan Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Koto Tinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, sebagai upaya memperingati dan mengabadikan sejarah perjuangan bangsa. Acara peresmian ini bertepatan dengan Hari Bela Negara, menegaskan pentingnya semangat patriotisme dalam menjaga kedaulatan. Dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah, serta keluarga Syafruddin Prawiranegara, momen ini menjadi tonggak baru dalam memelihara warisan sejarah Indonesia.
Pendirian Museum PDRI, yang gagasannya muncul pada 2012, melalui perjalanan panjang sebelum akhirnya rampung pada 2022. Proyek ini sempat terhenti beberapa kali karena berbagai tantangan, termasuk pandemi COVID-19. Namun, semangat untuk mengabadikan perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia tidak pernah surut. Setelah melalui tahapan pembangunan yang penuh dedikasi, akhirnya museum ini diresmikan pada 19 Desember 2024, sebuah penantian panjang yang kini terbayar dengan hasil yang membanggakan.
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya museum ini sebagai pengingat perjuangan PDRI yang memiliki peran strategis dalam menjaga keberlanjutan republik. Ia juga menyoroti rencana untuk menghidupkan kembali Direktorat Sejarah dan Permuseuman, yang dinilai krusial dalam membentuk identitas bangsa di era globalisasi. “Museum ini tidak hanya sebagai tempat belajar sejarah, tetapi juga simbol semangat bela negara,” ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan visi besar museum sebagai pusat budaya dan edukasi, yang tak hanya relevan di masa kini tetapi juga penting untuk masa depan.
Masyarakat Koto Tinggi mendapat apresiasi tinggi atas dedikasinya dalam menyediakan lahan untuk pembangunan museum ini. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan. Menteri Fadli Zon berharap Museum PDRI tidak hanya menjadi pusat sejarah, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan menjadikannya ikon nasional, museum ini berpotensi menarik wisatawan, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar, sekaligus mempromosikan nilai-nilai kebangsaan.
Gubernur Mahyeldi menambahkan bahwa Museum PDRI lebih dari sekadar tempat penyimpanan benda bersejarah. Ia berharap museum ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk memahami nilai-nilai perjuangan dan meningkatkan rasa nasionalisme. “Ini bukan hanya museum, tetapi sebuah ruang yang mampu membangun kebanggaan dan cinta tanah air,” ungkapnya. Pernyataan ini menyoroti fungsi ganda museum sebagai penghubung antara sejarah dan masa depan, memberikan nilai tambah dalam pendidikan karakter bangsa.
Dengan diresmikannya Museum PDRI, Indonesia tidak hanya menambah koleksi museum sejarah, tetapi juga memperkuat narasi nasionalisme yang sering kali terlupakan. Keberadaan museum ini diharapkan mampu membangkitkan semangat bela negara, sekaligus berkontribusi pada pengembangan ekonomi daerah. Sebagai simbol perjuangan yang abadi, museum ini kini menjadi saksi bisu keberanian para pendiri bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan, sebuah warisan yang harus dijaga dan dihormati oleh generasi mendatang.